HALBAR,MS — Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) Halmahera Barat (Halbar) menggelar kegiatan musyawarah Perencanaan Partisipatif Pembangunan Ekonomi Kampung (P3EK) di Desa Toniku, Kecamatan Jailolo Selatan, Rabu (4/9).
Berdasarkan pengkajian masalah dan diskusi yang berkembang dalam forum musyawarah tersebut, peserta menilai BUMDES Maku Sonyinga Toniku memiliki peran penting dalam menggerakkan aktivitas ekonomi di desa. Olehnya itu, peserta meminta agar fasilitator program TEKAD secara intensif melakukan pendampingan terhadap lembaga ekonomi yang satu ini.
“BUMDES ini perlu menjadi prioritas untuk dilakukan pembinaan atau pendampingan agar dapat membantu pemasaran hasil usaha di desa terutama dari nelayan dan petani di Toniku ini,” ungkap Ibu Jani, peserta yang sangat aktif di forum P3EK Toniku.
Senada, Sekdes Toniku, Kifli Risal mengaku BUMDES pada periode sebelumnya belum dikelola secara maksimal. Harapannya, melalui dukungan Pemdes setempat dan pendampingan dari TEKAD agar BUMDES dapat dikelola secara profesional dan menjadi mesin penggerak ekonomi warga.
“Selain itu BUMDES juga diharapkan bisa memberikan dampak pada pemanfaatan sumberdaya yang ada serta berdampak juga tehadap Pendapatan Asli Desa,” sebut Kifli.
Menanggapi ini, Fasilitator Kecamatan (FK) Rizky Musaddiq mengatakan sesuai dengan analisa hubungan kelembagaan ekonomi, BUMDES Toniku dinilai belum memilki peran signifikan dalam menggerakkan aktivitas usaha ekonomi di desa.
“Kalo dari diagram venn memang posisi BUMDES sangat jauh dari lingkaran masyarakat. Artinya interaksi BUMDES ke kepentingan usaha ekonomi masyarakat sangat lemah,” tandas Rizki yang juga narasumber dalam musyawarah ini.
Rizki menegaskan, pihaknya akan intensif mendorong proses revitalisasi BUMDES Toniku hingga memiliki badan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Dari hasil P3EK, kata Riski, Toniku punya potensi air bersih, desa penghasil ngafi (ikan teri), tetapi disisi lain, masih ditemukan masalah terkait kendala pemasaran hasil usaha.
“Di sini BUMDES bisa bergerak pada bisnis layanan. Kami akan tancap gas menuju badan hukum BUMDES Toniku. Akses berbisnis lebih terbuka jika BUMDES punya badan hukum,” pungkaa Rizki.
Musyawarah yang berlangsung hampir sehari ini diikuti oleh 34 peserta, keterwakilan BPD, dan Pemdes setempat. Sebagai desa lokus program TEKAD, Toniku didampingi oleh fasilitator Rizki Musaddiq, Marham Daud, dan Muhammad Abduh.
Untuk diketahui, P3EK sendiri diterapkan dengan sekurangnya menggunakan empat teknik utama yaitu sketa peta desa, kalender musim, diagram venn, dan penelusuran wilayah. Keempat teknik ini diharapkan dapat mengumpulkan dan mengkaji informasi terkait kebutuhan masyarakat, sumberdaya dan potensi ekonomi desa, serta tindakan prioritas yang dipilih untuk memecahkan masalah yang sudah ditemukan.
Discussion about this post