Hujan baru saja redah, menyisakan sedikit kelabu di langit malam. berteman cahaya bias sebuah loga-loga, ocehan suara jangkrik sahut menyahut bak para aktivis ketika melakukan demonstrasi di jalanan seolah memecah heningnya peradaban malam yang bebas dari huru-hara manusia. Pada saat yang sama, penulis mengingat sebuah wajah yang begitu familiar, wajah yang lekat dengan kopi dan kretek. Ya, wajah itu tak lain adalah seorang dosen yangkini sedang membimbing si penulis dalam berbagai hal di dunia intelektual, salah satunya menulis. Bagi dia tak ada hari tanpa ritual ngopi dan kretek, biasanya beliau mengorbankan beberapa menit setiap harinya untuk menjalankan ritus tersebut.Setelah mengingat-ngingat, Penulislansung menuju dapur, membuat secangkir kopi lalu kembali ke mejanya untuk sekedar mengambil kesempatan dalam kesempitan ruang dan waktu.
Ada banyak imajinasi yang lalu lalang tentang ralitas kehidupan, entah politik, ekonomi, sosial, religi dan lain sebagainya. Namun, jujur saja, karena Penulis yang terbilang masih pemula dalam dunia kepenulisandan lagi kepala ini sedang jenuh. Penulis tidak akan menyentil sub-sub realitas kehidupan yang telah disebutkan di atas, sekalipun dengan ujung pena, biarlah itu dikupas oleh para pakarnya saja di ruang dan waktu yang berbeda.Terlepas dari itu semua, Penulis hanya ingin sedikit menceritakan bagaimana pengaruh The SchoolOf Life dalam kehidupan baik pribadi maupun kelompok.Di kesempatan ini pula, Penulis akan mengajak kita semua mengunjungi kisah bersejarah antara hubungan Fidel Alejandro Castro Ruz dengan seorang Argentina bernama Ernesto Che Guevarasampai dengan berdirinya Negara Republik Demokratik Kuba.
Di berbagai media, tentunya kita mahfum dan pernah melihat perawakan Fidel Castro dan Che Guevara yang familiar dengan brewoknya masing-masing, Rupanya sejak muda Fidel sudah bercita-cita ingin mengubah sistem pemerintahan Kuba saat itu yang dinilai diktator, tidak pro rakyat, dan antek Amerika Serikat (WB Nugroho, 2017). Sedangkan Che Guevaramasa mudanya selain kuliah kedokteran, sudah ‘gila’ Marxisme (Mike Gonzales, 2004).Walau keduanya belum bertemu dan berkenalan, namun sudah punya visi sama yaitu membebaskan Kuba dari sistem diktator. Mereka ingin menjadikan sebuah negara demokratis kerakyatan dengan jalan perjuangan bersenjata. Dalam perjalanan waktu atas usaha Castro, ia berhasil mendirikan kelompok Revolusioner A26 yang merekrut calon-calon pejuang-pejuang revolusioner bersenjata. Hal itu dilakukan sebagai persiapan melakukan perjuangan bersenjata di Kuba untuk menggulingkan pemerintahan diktator Batista yang pro dan didukung Amerika Serikat.
Che yang kala itu telah lulus pendidikan kedokteran turut bergabung ke dalam kelompok A26.Di dalam kelompok tersebut hubungan Castro dengan Che bertambah akrab layaknya dua bersaudara yang tak terpisahkan. Kelompok tersebut melaksanakan latihan-latihan kemiliteran dan perang gerilya secara intensif. Tampak sekali kehebatanChe dalam melakukan perang gerilya di hutan-hutan. Melihat kenyataan ini Castro memberikan posisi khusus dalam kelompok revolusionernya, khususnya dalam perang gerilya.Memulai ofensifKaum revolusioner yang telah tergabung dan dinilai oleh Castro sudah siap untuk perang gerilya jangka panjang, mulai merembes masuk ke hutan-hutan pegunungan Sierra Maestra. Mereka melakukan pendekatan-pendekatan intensif kepada penduduk di sana untuk mendukung gerakan revolusioner, dan aktif menggulingkan diktator Batista.Di saat itu hubungan erat Castro dan Che bertambah-tambah dekat, walau ada perbedaan pendapat di antara mereka mengenai landasan ideologi kelompok gerilya tadi. Castro menolak faham komunisme maupun sosialisme ilmiah, sedangkanChe yang sejak muda sudah ‘gila’ Marxisme, menghendaki gerakan tersebut berazaskan Marxisme. Setidaknya menggunakan tesis-tesis Marx dalam kehidupan sosialpolitiknya.
Castro ternyata sangat paham benar mengenai adanya ‘perbedaan’ pendapat ini. Namun mengingat kehebatan dan kepiawaian Che dalam memimpin gerilyawan melawan pasukan Batista, Castro tak mempermasalahkan soal perbedaan ideologi. Apalagi ternyata Che menjadi teladan dan mercusuar bagi para gerilyawan revolusioner. Yang terpenting adalah menggulingkan pemerintahan Batista, dan mendirikan Republik Demokratik Kuba dengan Ibu Kota Havana. (Veronica, 2014).
Perjuangan mereka berhasil mematahkan kekuatan pasukan Batista. Terlebih warga Kuba yang kebanyakan petani tebu memberikan simpati dan dukungannya. Dari kesaksian seorang mantan gerilyawan, kedudukan pasukan Batista sangat terpukul. Bahkan banyak yang melakukan disersi serta bergabung dengan para gerilyawan. Selain itu bukan saja banyak warga Kuba yang bergabung menjadi gerilyawan. Bahkan ada juga warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Kuba turut bergabung dengan para gerilyawan di bawah kepemimpinan Castro.Setelah berjuang kurang lebih selama tujuh tahun akhirnya Havana bisa direbut. Castro segera mendeklarasikan berdirinya Republik Demokratik Kuba dengan pidato yang berapi-api dan berjam-jam yang terkenal berjudul Declarationdel Havana. Dalam pemerintahannya, Presiden dijabat Osvaldo DorticosTorrado, Kepala Pemerintahan/Perdana Menteri dijabat Fidel Alejandro Castro Ruz, Wakil Perdana Menteri dijabat Raul Castro, sedangkan Che menjadi menteri perindustrian.
Singkat certita, Sebagai kepala pemerintahan, Castro segera membuka hubungan resmi dengan berbagai negara di dunia terutama negara-negara sosialis dan non-blok termasuk Indonesia pada 1960. Bung Karno sangat menyambut baik adanya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kuba yang segera membuka kedutaan besar di Jakarta. Yang mengagumkan ternyata dubes dan para diplomat yang dikirim ke Indonesia berusia sangat muda dan gagah-gagah (Wikipedia, diakses pada 09/01/2023).
Pada 1960 Bung Karno beserta rombongan mengunjungi Kuba atas undangan Castro. Di Havana Bung Karno dan rombongan menginap di Hotel Riviera Havana. Ketika bertemu dengan Castro dan Che Guevara, Bung Karno bertanya kepada Castro apa dasar ideologi bagi negara Kuba saat itu. Castro menjawab Kuba belum menentukan ideologi apa yang akan dijadikan dasar bagi negaranya, dan sedang mengkaji dari theschooloflife bangsa Kuba.Mendengar jawaban ini Bung Karno berkata, “Saudaraku Fidel Anda benar-benar seorang yang bijaksana, mudah-mudahan saudaraku segera mendapatkannya dari theschooloflife bangsa Kuba.”
Sama halnya Pancasila milik Indonesia yang di dapat dari theschooloflifemasyarakat dan bangsa Indonesia, bahkan Soekarno pernah mengatakan bahwa dia tidak pernah menciptakan pancasila melainkan menggali pancasila itu dari kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Dengan demikian pengaruh schooloflife(sekolah kehidupan) sangat-sangat berpengaruh dalam penempaan dan pembinaan karakter baik individu maupun kelompok. Sama halnya dengan uraian kisah di atas, kita bisa menarik kesimpulan kehidupan atau dalam hal ini biasa disebut dengan pengalaman adalah sekolah yang sejati sebab dengannya kita bisa lebih arif dan bijak dalam meniti lintasan dan perjalanan semasa hidup.
Tiba-tiba pengembaraan imajinasi itu buyar, ketika notifikasi dari handphone berbunyi mengalahkan ocehan jangkrik yang sedari tadi sibuk meneriaki sunyi. Sebuah pesan WhatsApp muncul di beranda layar, “agenda?, kalo tradakong tong ngopi dulu,” setelahnya, memori saya kembali melayang di beberapa waktu lalu, ketika forum diskusi kecil-kecilan sedang berlansung di pelataran Kampus. Alih-alih menguji dan mengadu gagasan,yang terjadi mala saling menjatuhkan dan menghancurkan reputasi. Tentunya hal semacam ini tidak akan terjadi jika orang-orang yang mengaku intelek telah belajar banyak dari pengalaman (theschooloflife) karena Fidel dan Che yang berbeda pandangan serta ideologi saja bisa bersatu demi kesuksesan gerilya mereka, lantas, kita mesti terus dan selalu berusaha mencari panggung dan saling menjatuhkan demi menempati kasta tertinggi?. Dengan sedikit menahan emosi karena mengganggu lamunan, Penulis membalas pesan via WhatsApp tersebut, “lampu mati dengdingin inikong, cuci kaki lanaetidor sudah.”(*)
“Penulisnya Sagara dari Komunitas Pelajar Rasional Halmahera Utara ( KOMPAS HALUT)”
Editor : aws/Mediasemut.com
Discussion about this post