Mediasemut.com – Telah viral di media sosial, adanya Surat edaran dari Mentri Sekertaris Kabinet (Mensekab) RI dengan nomor : 38/Seskab/DKK/03/2023, tertanggal 23 Maret 2023 dengan prihal, Arahan Terkait Penyelenggaraan Buka Puasa Bersama (Bukber), mendapat tanggapan serius oleh ketua umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Mahendra dan Mantan ketua PP Muhammadiyah Din Samsudin.
Hal tersebut sesuai data yang dihimpun oleh awak media ini, dari pemberitaan media online Hidayatullah.com, Rabu (23/03/2023).
Ketua umum PBB Yusril Mahendra menyarankan kepada Presiden, untuk memperbolehkan dan tidak melarang kegiatan buka puasa bersama yang dilakukan Umat Islam, baik di lingkungan instansi pemerintah maupun masyarakat.
Ahli hukum tata negara ini berpendapat, surat edaran yang ditujukan kepada para mentri dan pejabat tinggi negara yang bersifat rahasia itu, akhirnya bocor ke publik dan bukanlah didasarkan atas kaidah hukum tertentu, melainkan sebagai kebijakan belaka, sehingga setiap saat dapat diralat, setelah mempertimbangkan manfata-mudharatnya, jelas Yusril.
Karena itu mantan mentri Hukum dan HAM ini menyarankan, agar Mensekab meralat kembali surat yang bersifat rahasia itu dan memberikan keleluasaan kepada pejabat dan pegawai pemerintah serta masyarakat, yang ingin menyelenggarakan kegiatan buka puasa bersama, saya khawatir kata Yusril, surat tersebut dijadikan sebagai bahan untuk menyudutkan pemerintah dan menuduh pemerintah Presiden Jokowi anti Islam, ujar Yusril.
Masyarakat yang berseberangan dengan pemetintah, sambung Yusril, akan mengambil contoh dengan aneka kegiatan, seperti konser musik dan olahraga yang dihadiri ribuan orang, sebaliknya kegiatan yang bersifat keagamaan yang hadir dengan terbatas tersebut, justru dilarang pemerintah, tandasnya.
Sementara itu, mantan ketua umum PP Muhammadiyah priode 2005-2015 Din Samsudin mengatakan, presiden memberikan arahan kepada para mentri, pejabat instansi pemerintah serta masyarakat untuk tiadakan Buka Puasa Bersama (Bukber) dengan melalui surat edaran Mensekab Pramono Anung tersebut dinilai tidak Arif dan Adil, kata Din Samsudin.
Lanjutnya, tidak arif karena tidak memahami makna dan hikmah dari bukber tersebut, antara lain meningkatkan siraturrahim, yang justru positif untuk peningkatan kerja Aparatur Spil Negara (ASN), demikian pula edaran ini juga cukup mengada-ngada, karena disangkut paut dengan bahaya covid-19.
Sambungnya, bukankah Presiden sendiri melanggar ucapannya, dengan mengadakan acara pernikahan putranya yang mewah dan mengundang kerumunan ?
Bukankah akhir-akhir ini Presiden sering berada di tengah-tengah kerumunan ?
Janganlah ucap dan laku berbeda, karena menurut Al-Qur’an, “Suatu kehinaan besar di sisi Allah bagi seseorang yang hanya mengatakan apa yang tidak dikerjakannya”, ujar Din Syamsudin.
Ketidakadilan lain menurut Din Syamsudin, surat edaran itu muncul saat umat Islam mulai terbuka menjalankan Ibadah Ramadhan, kebijakan yang tidak bijak itu dimunculkan secara tetbuka di tengah-tengah umat Islam mulai menjalankan Ibadah Ramadhan, antara lain mengadakan buka puasa bersama, ungkapnya.
Din Syamsudin meminta kepada imat Islam yang mampu, untuk tetap melanjutkan kegiatam buka puasa bersama, karena di dalamnya ada nilai pahala yang besar, camkan Hadits Nabi, “Seseorang yang memberi makan orang yang berpuasa, akan mendapatkan pahala yang setimpal dengan pahala orang yang berpuasa itu”, tandasnya.
Selamat menunaikan Ibadah-Ibadah Ramdhan, semoga kita meraih ketakwaan, tutup Din syamsuddin. (Hc)
Editor : Ms
Discussion about this post