Menurut sekjen, inflasi adalah menjaga kestabilan harga jual dan menguntungkan petani, tetapi harga beli juga mampu ditopang oleh kemampuan daya beli konsumen. ”Jika harganya terlalu rendah, petani tidak akan dapat keuntungan, namun jika terlalu tinggi pembeli/ rakyat tidak bisa membelinya sehingga kita harus menjaga dan menstabilkan harganya” pinta sekjen.
BACA JUGA : Tujuh Peserta Asal Kota Tidore Masuk Paskibaraka Tingkat Provinsi
Sementara itu, Direktur Statistik Harga Badab Pusat Statistik Windhiarso Putranto menyampaikan komoditas utama andil inflasi Juni 2023 yakni Beras (0,2 %), rokok kretek filter (0,14%), daging ayam ras (0,09 %), bawang putih (0,07 %), sewa rumah (0,05 %), kontrak rumah (0.05 %), emas perhiasan (0,05 %), bawang merah (0,04 %) rokok putih (0,04 %), ikan segar (0,04 %) dan telur ayam ras (0,02 %). “ inflasi beras, daging ayam ras, bawang putih dan telur ayam ras yang relative tinggi mayoritas terjadi di kota-kota di luar Pulau Jawa sedangkan inflasi tinggi untuk bawang merah terdapat di beberapa kota di Pulau Jawa” imbuhnya.
“Sedangkan 10 Kabupaten/Kota dengan kenaikan IPH di luar Pulau Jawad an Sematera terjadi di Kabupaetn Pulau Morotai (Maluku Utara), Kabupaten Halmahera Utara (Maluku Utara), Kabupaten Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), Kabupaten Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah)Kabupaten Halmahera Barat (Maluku Utara), Kabupaten Kepulauan Talaud (Sulawesi Utara)Kabupaten Minahasa Utara (Sulawesi Utara) Kabupaten Barito Timur ( Kalimantan Tengah), Kabupaten Barito Selatan (Kalimantan Tengah) dan Kabupaten Tomohon (Sulawesi Utara)” bebernya.
**) Ikuti berita terbaru Mediasemut.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow
Reporter : Mas
Editor : Vm/Ms
Discussion about this post