TERNATE,Mediasemut.com – Ternyata ada 25 titik sumber mata air bersih tersebar di Kota Ternate, yang sudah teridentifikasi oleh DLH Kota Ternate, Maluku Utara, berpotensi menjadi cadangan air baru untuk warga sekitar.
Kepala Bidang Pengendalian Pencermaran dan Kerusakan Lingkungan (Kabid PPKL) DLH Kota Ternate, M. Syarif Tjan menjelaskan, berbicara lingkungan itu harus melibatkan semua sektor sehingga mempermuda penanganannya.
Olehnya itu, aspek lingkungan itu sangat penting untuk dikampanyekan, agar persoalan lingkungan terus diingat atau melekat dalam pikiran sehingga segala aktivitas itu orang bisa memperhitungkan lingkungan.
Mengenai mata air yang ada di Kota Ternate sendiri teridentifikasi oleh DLH ada 25 titik sumber air dan yang sudah dimanfaatkan oleh warga itu di Kelurahan Tanah Tinggi Barat, meskipun secara debit airnya masih rendah tetapi paling tidak sudah membantu.
“Sudah dimanfaatkan oleh 9 rumah ditambah dengan 1 masjid. Aliran airnya masih kecil perkiraanya per setengah menit itu satu liter,” kata Gubang sapaan akrabnya ketika ditemui Seputar Malut, Rabu (04/01).
BACA JUGA : Kabid Aset: Plaza Gamalama Segera Dilelang
Gubang bilang, jika diakumulasi dengan 24 titik yang lain bisa menjadi sumber air yang bisa membantu PDAM, jangan kemudian dibiarkan terbuang percuma apalagi di Kelurahan Taduma. “Di sana potensinya sangat besar,” ucapnya.
Untuk sementara, kita belum berkoordinasi dengan PDAM tetapi yang jelas data ini untuk konsumsi internal dalam rangka konservasi. “Kita identifikasi 25 mata air tersebut sebagai konsumsi internal untuk kita tindaklanjuti dalam upaya melakukan konservasi sehingga 25 titik ini tidak hilang,” paparnya.
Selain itu, langka kedepan mungkin PDAM bisa melanjutkan sebagai sumber air. Nanti aspek parameter kualitas air diukur dulu, kalau memang memungkinkan untuk konsumsi publik kenapa tidak daripada terbuang percuma.
Hal tersebut paling tidak mengurangi beban PDAM karena tidak membutuhkan listrik. Menggunakan energy gravitasi karena berada di lokasi ketinggian sehingga biaya operasinya murah dan kemudian kualitas airnya belum tersentuh aspek pencemaran.
Untuk menjaga 25 titik air tersebut, Gubang mengaku DLH Kota Ternate menggunakan skema diluar dari APBD. Skema yang digunakan adalah skema kolaborasi dengan LSM dan Pemuda.
“Kita sama-sama menjaga karena apa yang kita lakukan ini basisnya bukan APBD. APBD kota ini kan terbatas sehingga kita harus mengambil langka-langka alternatif yang bisa menyelesaikan problem lingkungan, kita tidak bisa terpaku dengan APBD,” pungkasnya.
Dalam minggu ini juga, DLH akan melakukan penanaman pohon sagu, enau dan kenari di 25 titik sember air. Sementara untuk bibit tersebut kami sudah membangun koordinasi dengan teman-teman Aketawaje meminta pembibitan.“Langka pertama, konservasinya menambah kepadatan tumbuhan,” katanya.
25 titik sumber air itu, kata Gubang, sudah teridentifikasi satu tahun yang lalu. Statusnya harus diperjelas dulu karena keberadaan beberapa titik sumber air berada di lahan warga jadi butuh pembebasan. Pengelolaan konservasi akan melibatkan Pemuda di mana mata air itu ada.
“Menyangkut pembebasan lahan itu hal lain karena APBD nya terbatas. Yang menjadi fokus adalah melakukan konservasi, sebab jika tidak dilakukan saya yakin mata air tersebut akan hilang akibat pertumbuhan perumahan yang sangat pesat,” sambungnya (Ham)
Reporter : Ham
Editor : aws
Discussion about this post