TERNATE,MS – Kawasan pesisir Pantai Pulau Ternate dipenuhi ragam jenis sampah. Diantaranya sampah plastik jenis botol. Keberadaan sampah yang mengancam ekosistem laut dan mencemari lingkungan perairan Kota Ternate ini ditemukan saat Tim Ekspedisi Sungai Nusantara berkolaborasi dengan Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia atau Samurai Maluku Utara, menggelar aksi brand audit, di Perairan Kota Ternate, Selasa 25 Oktober 2022.
Aksi pungut sampah yang akan berlangsung hingga Kamis 27 Oktober ini, menyasar sejumlah pesisir pantai di Kecamatan Ternate Tengah dan Ternate Utara.
“Dalam aksi hari pertama di kawasan pesisir Pantai Kampung Makassar Timur, Kecamatan Ternate Tengah, menemukan wilayah pesisir ini dipenuhi sampah plastik jenis botol dengan lima produsen yang paling banyak nyampah,” ujar Wandi Riswanto, Koordinator Advokasi Samurai, Senin siang awal pecan ini.
Wandi menyebutkan, penumpukan sampah di pesisir ini terjadi karena tidak ada kesadaran masyarakat dan buruknya pengelolaan sampah di kota pulau kecil padat penduduk tersebut.
BACA JUGA : Waspada, DBD Makan Korban Jiwa
“Tidak ada kesadaran masyarakat dan buruknya pengelolaan sampah di Kota Ternate menyebabkan warga membuang sampah ke saluran air (barangka dan drainase),” lanjut Wandi.
Peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara Prigi Arisandi menjelaskan, kegiatan Samurai dan ESN ini merespon banyaknya timbulan sampah ilegal di Kota Ternate.
Prigi mengemukakan, dari 500 sampah yang dipungut di Kampung Makassar Ternate Tengah ditemukan 5 produsen yang paling banyak ‘nyampah’ di perairan setempat.
“Lima produsen ini terdiri dari Mayora (40,6 persen), Unilever (14,4 persen), Danone (11,6 persen), Indofood (5,8 persen) dan Wings (4,7 persen). Sedangkan produsen lainnya seperti nestle, coca-cola, santos dan nabati mencapai 21,9 persen,” jelasnya.
Ia menyatakan, produsen-produsen ini harus bertanggung jawab untuk mengolah dan membersihkan sampah yang teronggok dan mencemari Perairan Kota Ternate.(red/kc)
Discussion about this post