TERNATE,Mediasemut.com – DPRD Kota Ternate, Maluku Utara, angkat bicara terkait dengan halaman Pasar Higienis dan Masjid Raya Al-munawwar, yang dijadikan pedagang sebagai tempat berjualan. Pasalnya, tempat tersebut diperuntukan untuk tempat parkir bagi pengunjung.
Ketua Komis II DPRD Kota Ternate Mubin A. Wahid mengatakan, yang jelasnya di depan Pasar Higienis tidak boleh menempatkan pedagang untuk berjualan.
Pedangan dalam bentuk apapun, baik itu pedangan kue maupun Barito.
“Dari awal DPRD sudah tidak setuju dengan langka-langka Pemerintah Kota Ternate, karena ruang itu dibuka untuk tempat parkir bagi yang berbelanja,” katanya pada Senin (13/3/2023).
Menurut dia, dari awal DPRD ingin memfungsikan kembali ruang tersebut sebagai tempat parkir bukan tempat jualan.
“Para pedagang itu masuk semua di ruang-ruang pasar. Pemerintah memberikan ruang kepada pedagang untuk menempati di mana tempat tersebut diperuntukan untuk parkir,” tuturnya.
Dia menyebutkan, perencanaan itu sangat penting, karena tujuan pasar itu dibangun sudah ada peruntukannya.
“Tapi pemerintah mengisi sesuai dengan keinginannya, tidak mengikuti perencanaan yang sudah mereka lakukan dari awal, itu yang kemudian amburadul pasar yang ada sekarang ini,” jelasnya.
Dia katakan, dari awal komisi II tidak sepakat, sebab bila menggeser peruntukan pasar sesuai dengan keinginan, maka pada akhirnya terlihat kacau.
BACA JUGA : 27 Sekolah “Puasa” BOSDA 2023
“Saya tekankan komisi II tidak setuju dengan penempatan pedagang dalam jenis apapun di ruang-ruang yang bukan peruntukannya,” paparnya.
Lonjakan pedagang musiman di Bulan Ramadhan. Ia menuturkan, pemerintah harus menyiapkan lahan untuk pedagang. Misalnya, Benteng Orange harus dimanfaatkan.
Selian itu, dia menjelaskan, dia depan Masjid Raya Al-munawwar itu tempat parkir bagi yang mau melaksanakan shalat, karena di bulan puasa shalatnya sangat ramai. Maka dibutuhkan ruang parkir untuk memberikan kenyamanan bagi orang.
“Jangan dipadati dengan pedagang, ini yang dibutuhkan upaya bagaimana pemerintah melakukan penataan,” ungkapnya.
Menurutnya, tidak ada motivasi untuk memperbaiki kota ini. Padahal, kota Ternate sangat kecil dibandingkan dengan kota lain. Kalau pemimpin yang baik, memiliki desain yang baik dalam rangka penataan ke depan seperti kota-kota lain.
“Saya rasa tidak susah untuk Kota Ternate, luasannya sangat kecil. Tinggal kemauan dari pimpinan untuk penetapan kota Ternate supaya ke depan lebih baik lagi. Tergantung pimpinan,” sebutnya. (ham)
Reporter : Ham
Editor : Ms
Discussion about this post