TERNATE – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar di menghadiri selaligus menutup kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) tahun 2022 di Maluku Utara, yang di selenggarakan di Beteng Orange, kelurahan Gamalama, Ternate Tengah, Kamis (13/10).
Turut menghadiri acara tersebut Anggota DPD RI Ikbal Hi. Djabid, Sekretaris Kendefal (Sekjen) Taufik Majid, Walikot Ternate M. Tuahid Soleman, Waliko Tidore Kepulauan Kapten Ali Ibrahim, Danlanal Ternate Ridwan Asiz, wakil wali kota Ternate Jasri Usman.
Abdul Halim Iskandar dalam sambuntannya mengatakan gerakan nasional BBI dilakukan agar produk-produk kita dimanfaatkan oleh kita, dikembangkan oleh kita, dari kita oleh kita dan untuk kita semua. Kita ini bersyukur sebagai bangsa Indonesia punya presiden Joko Widodo karena beliau betul-betul memiliki komitmen yang menurutnya sangat amat tinggi bagi kepentingan bangsa dan negara sebab cara pandang ya sangat nasionalis bukan hanya dari urusan bukan hanya dari cara pandang ya tapi dari sikap dan perilakunya untuk betul-betul membanggakan kita semua sebagai warga bangsa Indonesia. Ada sebuah pepata Arab atau hadisz mengatakan orang yang tidak bersyukur kepada manusia itu sama dengan tidak bisa bersyukur kepada Allah tuhan yang Maha Esa.
“Ini saya sampaikan karena ini merupakan bagian dari komitmen kita bersama, pak presiden ini menggulirkan Bangga Buatan Indonesia (BBI) pada beberapa tahun lalu dan mengawal sendiri karena setiap rapat kabinet kemarin, semestinya ia sudah di Maluku Utara dari dua hari yang lalu tapi ada rapat kabinet paripurna yang dihadirkan seluruh menteri, kepala lembaga dikumpulkan oleh pak presiden bahkan setiap iven, setiap momentum selalu beliau mengingatkan manfaatkan produk dalam negeri, tingkatkan produk buatan dalam negeri bahkan kementerian dan kelembagaan juga diawasi, dievaluasi, termasuk kementerian desa”, jelasnya.
Menindaklanjuti dari arahan presiden, ia langsung memanggil Sekjen Kemendesa Taufik Majid untuk menyampaikan perintah presiden agar kita harus melihat belanja kita yang produk diluar kita itu seberapa besarnya, karena ia sangat yakin pada waktu itu kalau belanja kita untuk produk diluar lokal atau barang-barang impor itu mesti kecil, ia sangat optimis pada waktu itu karena pulang dari pengarahan presiden ia yakin kalau kementerian desa pasti anggaran tidak banyak nama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Iskandar mengaku setelah menjelaskan arahan presiden sekjen juga yakin kalau kita tidak ada pa menteri kalau ada toh kecil bangat tapi tolong dicek dan pa sekjen melakukan pengecekan di seluruh dan seminggu kemudian melaporkan dan ternyata cukup besar belanja barang impor di kementerian desa, inikan memalukan saya kata belanja apa yang paling besar dan mengagetkan adalah seminar kit jadi pul poin, kertas, alat-alat flesdist itu semua yang pakai oleh kementerian desa untuk kegiatan seminar semuanya ternyata itu adalah prodak impor, dari situ lah saya agak keras sedikit untuk tutup buku untuk urusan belanja impor sekarang dan semua kita evaluasi bahkan saat ini dikementerian desa saya haramkan ada air minemal bukan produk Bumdes, bukan produk UKM, ini barang kecil, ini adalah citra diri kita, kalau rumah kita kemudian isinya sesuatu yang bukan produk kita sendiri, ini adalah sebuah pencitraan dari kita, itulah kondisi kita.
“Oleh karena itu saya jamin kalau bapak ibu pergi kementerian desa tidak akan menemukan lagi sugatan apakah itu air mineral, atau makanan kecil yang sediakan untuk tamu semuanya produk UMKM, semua produk Bumdes”, katanya. (aky)
Discussion about this post