TERNATE,Mediasemut.com – Komisi III DPRD Kota Ternate menyoroti ketersediaan kendaraan roda tiga jenis motor Kaisar sebagai armada pengangkut sampah di tiap-tiap kelurahan, diikhtiar agar motor Kaisar tersebut berubah fungsi.
Angkutan sampah yang diberikan untuk kelurahan itu, dinilai belum bisa mengatasi persoalan sampah. Hal ini dibuktikan dengan tumpukan sampah di beberapa lokasi sampai sekarang masih terlihat di sejumlah titik di Kota Ternate.
Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate, Nurlaela Syarif dalam fungsi pengawasan terhadap mitra Komisi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Bappelitbangda Kota Ternate, justru mempertanyakan sejauh mana efektifitas pengelolaan sampah dengan mengunakan armada Kaisar tersebut.
BACA JUGA : Dandim 1509/Labuha Merespon Keras Isu Pelelangan Kepulauan Widi
Pertanyaan itu mengemuka mengingat belum lama ini, tercatat 50 unit Kaisar yang disalurkan pada 3 kecamatan yaitu, Ternate Selatan, Ternate Tengah dan Ternate Utara. Sementara 50 unit sisanya menyusul di tahun 2023.
Karena itu, menurut srikandi Partai NasDem ini, pengadaan ratusan Kaisar adalah bersifat bantuan dari CSR (Corporate Social Responsibility) yang mengunakan APBD Kota Ternate, namun hingga saat ini operasi Kaisar belum ada kemajuan yang signifikan.
“Sampai sejauh ini saya coba pantau, sebelum ratusan motor Kaisar ada dan saat ini beroperasi. Dan ternyata belum ada perubahan signifikan soal sampah di Kota Ternate, tumpukan sampah di titik pembuangan masih sama, artinya belum ada perubahan perilaku pembuangan sampah,” katanya, Sabtu (03/12).
Nurlaela yang biasa disapa Nella sendiri mengapresiasi apa yang menjadi terobosan Bappelitbangda Kota Ternate, terutama dalam perencanaan mengatasi masalah sampah di Kota Ternate.
Ikhtiarnya, ungkap Nella, subtansi masalah sampah di Kota Ternate ini belum disentuh maksimal oleh Pemkot. Problem perilaku masyarakat baik di lingkup rumah tangga, industri atau pelaku usaha dan instansi maupun perkantoran.
“Pola atau sistem pengelolaan sampah dengan metode motor Kaisar ini masih dipertanyakan efektifitas, bagaimana metode di tingkat kelurahan, dari pengendara, operasional, honor, tempat penampungan, jalur Kaisar, waktu beroperasi,” sentilnya, melanjutkan.
Jika ini tidak dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik, maka diberi ikhtiar saja. Motor Kaisar itu pasti akan berubah fungsi jadi motor angka – angka batu, alat bangunan dengan motor angka-angka kalapa. (dbs)
Reporter : Darwis Ubrusun
Editor : Aws
Discussion about this post