TERNATE,Mediasemut.com – Budidaya perikanan merupakan menjadi salah satu kegiatan yang sejak lama telah dilakukan oleh banyak masyarakat di Indonesia. Tujuannya, untuk memperbanyak jumlah populasi ikan dalam satu wadah.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Ternate, Faisal Dano Husen, mengatakan, ikan nila menjadi salah satu komuditas yang banyak menjadi pilihan untuk dibudidaya kan di Provinsi Maluku Utara khususnya Kota Ternate.
“Ternate yang terkenal kota penghasil rempah-rempah ini tidak kalah saing dalam menghasilkan produk-produk perikanan, salah satunya adalah hasil pembudidaya ikan nila,” katanya, Sabtu (14/1/2023).
Ikan nila, menurut Faisal, diketahui bukan merupakan ikan asli dari perairan Indonesia tetapi merupa kan jenis ikan hasil intruduksi. Ikan nila berasal dari sungai Nil dan danau danau sekitarnya serta pertama kali diintroduksi dari Taiwan pada tahun 1969.
Terpisah kepala Seksi Pengembang an Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate, Raudah T. Soamole, menjelaskan, persyaratan lokasi atau kolam pemeliharaan ikan nila tidaklah sulit. Dimana ikan nila hidup pada air media pemeliha- raan yang jernih dan tidak tercemar.
BACA JUGA : Wali Kota : KONI Harus Kedepankan Kolaborasi
“Proses produksi ikan nila meliputi seleksi induk, dan pematangan gonad, pemijahan, pemanenan larva, pendederan dan pemanenan benih. Dimana termasuk di dalam nya meliputi manajemen pemberian pakan, manajemen kualitas air, dan kesehatan ikan serta lingkungan dan monitoring pertumbuhan,” terangnya.
Raudah mengatakan, melihat pesat nya pengembangbiakan ikan nila di Maluku Utara ini, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate melalui Bidang Pengelolaan Perikanan Budidaya melakukan monitoring dan inventarisasi dalam rangka pengawasan kegiatan produksi ikan nila di Kota Ternate.
“Kegiatan pengawasan ini bertujuan untuk melakukan pendataan terhadap proses produksi dan pasca produksi ikan yang dilakukan pokdakan atau perorangan,” ucap Raudah yang mendamping Komisi II DPRD Kota Ternate itu.
Sebagai salah satu lokasi yang ditinjau komisi II DPRD di pokdakan Usaha Bersama Danau Ngade. Dimana berdasarkan keterangan pokdakan Ruslan Daeng Ngasa, komunitas yang di budidayakan adalah ikan nila dengan sistem keramba jaring apung (KJA).
“Total jumlah petak keramba 10 petak. Hasil produksi pada 10 petak keramba tersebut biasanya didapatkan kurang lebih 1 ton per siklus, dimana untuk 1 siklus biasanya dilakukan 2-3 bulan untuk ukuran benih tebar 3-5 cm dengan hasil panen berkisar 100-200 gram per ekor,” bebernya.
Melihat peluang pasar yang masih terbuka, Raudah bilang, penting untuk dilakukan pembimbingan kepada pembudidaya-pembudidaya yang berada di Kota Ternate untuk terus mengembangkan kegiatan pembudidayaannya.
“Dan perlu untuk dilakukan program desiminasi teknologi pembudidaya an ikan agar hasil produksi ikan pada masyarakat pembudidaya ikan di Kota Ternate lebih mening- kat tanpa mengesampingkan keles tarian lingkungan,” tukasnya. (dbs)
Reporter : Darwis Ubrusun
Editor : aws
Discussion about this post