TERNATE,Mediasemut.com – Pemerintah kota lewat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ternate menerima data hasil uji laboratorium Water Labora tory Nusantara (WLN) Manado (Sulut), penyebab ribuan ikan mati di pantai kelurahan Sasa, Ternate Selatan, Kota Ternate, 10 September 2023.
“Hidrogen sulfida (H2S) menjadi penyebab ikan mati karena parame ter H2S yang melebihi baku mutu,” ungkap Kepala Bidang Pengenda- lian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) DLH Kota Terna te, Syarif Tjan, Sabtu (30/9/2023).
Syarif menjelaskan bahwa, ada 5 parameter yang melebihi baku mutu yaitu parameter BOD dengan baku mutu 20 mg/l, naik menjadi 26 mg/l. Parameter Nitrat (NO3) dengan baku mutu 0,06 mg/l mengalami kenaikan 0,37mg /l.
Parameter Ammonia (NH3) dengan baku mutu 0,3 mg/l naik menjadi 2,72 mg/l, parameter ortho phos pate (O PO4) dengan baku mutu 0,15 mg/l naik 0,412 mg/l, dan parameter Hidrogen Sulfida (H2S) dengan baku mutu 0,01 mg/l naik 0,400 mg/l.
BACA JUGA : Pengesahan Perda APBD-P Kota Ternate Tahun 2023
“Meningkatnya parameter-parameter ini seperti misalnya parameter hidrogen sulfida terbentuk dari proses dekomposisi bahan or ganik. Penyebab ikan mati adalah parameter H2S yang melebihi baku mutu,” katanya.
Syarif menyampaikan, H2S berasal dari dalam lumpur/sedimen yang terbentuk dalam kondisi anaerob akibat dekomposisi limbah organik yang berakumulasi bertahun tahun.
“Hidrogen sulfida yang sudah terbentuk dalam sedimen disekitar pantai Sasa, terutama dibelakang break water itu terangkat ke permukaan sehingga menyebabkan ikan mati karena tercemar,” sambungnya.
Sumber pencemar sangat banyak, menurut Syarif, mulai dari kegiatan pemukiman, sampah organik yg berasal dari barangka dan kegiatan pabrik tahu dan lain lain. Tapi ini akumulasi bertahun tahun.
Selain itu kondisi lokasi pesisir pantai Sasa yang terdapat break water juga menyebabkan air laut pesisir pantai kehilangan sirku lasi dan mempercepat proses pemben- tukan sedimen dari limbah organik.
“Hidrogen sulfida atau H2S tidak terjadi dalam semalam, tapi akibat akumulasi limbah organik dalam waktu yang lama dan menjadi sedimen,” pungkasnya.
**) Ikuti berita terbaru Mediasemut.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow
Reporter : Darwis Ubrusun
Editor : Ms
Discussion about this post