Mediasemut.com – Beberapa hari lalu di perpustakaan kampus, saya menemukan sebuah buku yang terbit sekitar tiga dekade silam Staying Alive : Women, Ecology and Survival In India. Diterjemahkan oleh Hira Jhamtani menjadi Bebas dari Pembangunan: Perempuan, Ekologi dan Perjuangan Hidup di India.
Vandana Shiva. Ia merupakan cendekiawan dan pegiat lingkungan. Seorang kawanan yang pernah mengonsumsi buku ini pernah mengatakan bahwa perempuan itu mewakili sosok perempuan-perempuan cerdas di negeri
Vandana mengungkapkan bagaimana perempuan dapat memperbaiki kesehatan ekologi dan hubungan mereka dengan alam. Buku ini juga membahas bagaimana masalah lingkungan menjadi masalah kesehatan karena ada keterkaitan antara tubuh bumi dan tubuh manusia melalui proses kehidupan.
Kita akan memiliki masa depan ketika perempuan memimpin jalan untuk berdamai dengan bumi, atau kita tidak akan memiliki masa depan manusia sama sekali. Demikian salah satu ungkapannya yang paling sohor.
Pada edisi ini Afkar Aristoteles Mukhaer dan fotografer Gary Lotulung juga berkisah tentang para perempuan Kapatcol di Distrik Misool Barat, Raja Ampat. Kepulauan ini letaknya di antara daerah kepala burung Papua dan Pulau Seram.
Sejak lebih dari sepuluh tahun silam, para perempuan digdaya itu dipercaya mengelola kawasan konservasi adat yang pelaksanaannya terkait tradisi sasi, yakni pengaturan sumber daya laut berdasar jangka waktu tertentu. Suatu kontribusi perempuan dalam pengelolaan sasi yang langka di negeri ini.
Saya melihat, tradisi memuliakan perempuan Misool tampaknya bukan perkara baru kesadaran ekologis yang telah terjalin sejak zaman prasejarah. Setidaknya ada satu corak yang tampil cukup unik dan mengejutkan. Jean-Michel Chazine, seorang antropolog dan arkeolog pernah mengeluar kata-kata seperti itu.
Ia merupakan peneliti pertama yang merilis temuan gambar cadas yoni demikian ia menjulukinya atau rahim, di salah satu ceruk tebing karst di sana pada tahun 2011. Yang mencoba menyusun interpretasi konteks budaya yang melatarbelakangi pola penggambaran tadi. Menurutnya, gambar cadas yoni dan cap telapak tangan yang berada di atasnya itu merujuk pada perempuan sebagai simbol kesuburan atau dewi bumi. Pendapatnya boleh jadi sangat spekulatif.
Betapa sosok perempuan dihadirkan dalam situs penting dan sakral oleh leluhur Misool. Dengan begitu kita melihat tempat-tempat yang secara simbolis terkait dengan asal-usul umat manusia. demikian interpretasi yang diajukan Chazine, didedikasikan untuk kesuburan, reproduksi, dan kerinduan akan kesuburan(*)
Oleh : Burhanuddin Jamal
Discussion about this post