TERNATE, MS– Calon Gubernur Maluku Utara, Nomor Urut 1 Sultan Husain Alting Sjah Bersilaturahmi sekaligus kampanye politik di Kelurahan Dufa Dufa, Ternate Utara, Kota Ternate, Rabu (9/10/2024)
Amatan seputarmalut, ratusan warga dengan antusias menyambut kedatangan Husain Alting Sjah. Bahkan, ada yang berterik Husain Sjah layak pimpin Maluku Utara
Husain Alating dalam sambutannya menyatakan, bahwa masyarakat harus jeli dan tidak mudah ‘termakan’ dengan isu-isu liar yang mana dapat mencedrai kebersamaan di ruang publik
Hal ini disampaikan Husain, lantaran banyaknya isu liar yang dengan sengaja menggiring opini tentang ‘identitas’ sebagai alat untuk melakukan perpecahan dan perselisihan di tengah masyarakat
Olehnya itu, Di hadapan warga Husain menegaskan, bahwa semua orang punya identitas, dimana hal tersebut menjadi bagian terpenting yang perlu ditanamkan di dalam diri
Sehingga, jika ada yang menyatakan bahwa identitas tidak penting, maka sesungguhnya orang orang-orang tersebut tidak menginginkan Maluku kie raha ini bertahan
“Dan jika ada sebagian orang yang mungkin menganggap hal ini sepele, bagi saya ini satu hal yang luar biasa” Ujarnya
Husain menyampaikan, bahwa berbicara identitas, bukan berarti Dirinya ingin menjustifikasi dan menggaungkan nama islam saja, tapi semua orang sejak lahir memang sudah punya identitas baik itu Kristen, Hindu, dan Budha
“Jadi kalau ada yang mempertanyakan dan ingin berdebat soal identitas, maka sesungguhnya orang tersebut patut di pertanyakan, apakah dia orang ber agama atau tidak,” tegasnya
Husain menjamin, semua akan berjalan aman dan damai, tidak ada yang namanya perpecahan, kalau ada yang membawa isu bahwa kehadiran saya seolah-olah memecah belah masyarakat, maka saya mau bilang itu hanya isu liar di luar yang mau menang dengan cara-cara yang tidak terhormat
Kemudian kalau ada yang mempertanyakan jika saya terpilih nanti apakah bisa di kritik atau tidak, karena posisi saya juga sebagai Sultan, maka saya ingin tegaskan bahwa Kesultanan ini lahir, jauh sebelum demokrasi ini ada
“Saya ingin bercerita, bahwa masyarakat waktu itu, ketika ingin menyampaikannya melalui lantunan lagu, puisi, dan syair-syair, sehingga orang yang di kritik pun merasa terharu dan terhibur karena warga menyampaikannya penuh dengan adab dan sopan santun,” ujarnya.
Artinya bahwa, seorang Sultan juga bisa di kritik, namun harus dibarengi dengan adab dan sopan santun.
Penulis : IKI
Editor : Redaksi
Discussion about this post