TERNATE,MS — Akhir tahun 2024, tepatnya 22 Desember sekitar pukul 17.35 WIT warga Kelurahan Kastela, Kota Ternate, digegerkan dengan temuan sesosok mayat laki-laki yang ternyata Hasan Yunus alias Hasan (74) warga setempat.
Hasan ditemukan meninggal dalam posisi tengkurap di dalam kali mati perbatasan antara Kelurahan Jambula dan Kastela. Polisi pun terus menyelidiki kematian tersebut dengan intens memeriksa sejumlah saksi apalagi ada desakan pihak keluarga menyebutkan Hasan diduga dianiaya.
Kasat Reskrim Polres Ternate, IPTU Bondan Manikotomo dikonfirmasi Jumat (17/1/2025) mengatakan, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi – saksi selanjutnya tinggal menunggu jadwal autopsi oleh tim Forensik yang didatangkan dari Jakarta.
“Untuk kasus ini saksi – saksinya cukup banyak kita periksa. Lebih dari lima orang kita periksa. Kita sudah bersurat melalui Dokes untuk pengajuan autopsi tapi belum dapat jadwalnya untuk autopsi di sini. Mungkin seminggu lagi ya paling cepat (kepastian jadwal autopsi),” kata Bondan.
Lanjut dia, Sementara dua temuan mayat di awal 2025 yakni di tanggal 7 dan 8 Januari, dalam rentang waktu yang tidak begitu lama sudah tidak lagi dilanjutkan proses penyelidikannya.
Temuan mayat pria berinisial THS alias Tito (32) di kamar rumah kos Kelurahan Salahudin pada 7 Januari sekitar pukul 09.00 WIT sudah tak dilakukan penyelidikan lebih lanjut karena dari pihak keluarga menolak autopsi.
Korban yang merupakan karyawan BPJS Kota Ternate itu pun langsung di ambil pihak keluarga ke Sulawesi Utara untuk di makamkan pasca temuan. “Pihak keluarga sudah datang ambil pasca penemuan dan mereka juga menolak autopsi,” terang Bondan.
Sementara korban JS alias Koce (53) yang ditemukan meninggal di rumah kos di kelurahan Bastiong, sekitar pukul 08.00 WIT itu, kata Bondan, belum lama ini pihak keluarga menyampaikan tidak membuat laporan sehingga sudah tidak lagi dilanjutkan penyelidikannya.
“Dan untuk pihak keluarga kemarin sudah datang dari Manado mungkin sudah hampir seminggu tapi keluarga tadi dari penyidik menyampaikan tidak mau buat laporan jadi atas dasar memang tidak ada laporan. Dan kebetulan yang terlibat masih anak – anak jadinya kita pilih untuk hentikan aja,” ujarnya.
Ia membenarkan adanya dugaan pengeroyokan terhadap korban yang merupakan buru di pelabuhan Semut Ternate itu sebelum akhirnya ditemukan meninggal di Sofa oleh seorang penghuni kos yang awalnya mengira korban hanya tidur, ternyata sudah meninggal setelah di cek.
“Tapi memang saat (dikeroyok) itu korban belum meninggal karena korban masih bisa pulang ke kos karena diantar sama satu saksi dan pacarnya, kemudian katanya mau tidur ditidurkanlah di ruang tamu kos, ternyata paginya sudah meninggal dunia,” ucapnya mengakhiri. (UL)
Discussion about this post