TERNATE,MS — DPRD Kota Ternate dalam hal ini Anggota DPRD dapil I Ternate Tengah, Nurlaela Syarif mengecek kondisi sekolah dasar (SD), Makan Bergizi Gratis (MBG) dan MCK atau kondisi kamar mandi SD di kecamatan Ternate Tengah.
Sekolah dasar (SD) di Ternate Tengah tercatat sebanyak 29 unit, menurutnya, minus 3 unit sekolah yang tidak hadir dalam pertemuan reses yang dilaksanakan oleh Nurlaela Syarif dari Fraksi Nasdem DPRD Kota Ternate.
“Mereka rata-rata mengeluh terkait kondisi ruang belajar. Ruang belajar tidak ramah anak, bagi kondisi siswa karena plafon, ruang belajar hampir dibilang kondisinya sudah harus direnovasi,” katanya, pada Minggu (19/1/2025).
Yang kedua, Nella dipanggil akrab Nurlaela itu mengatakan, adalah MCK (toilet) ini memang hampir boleh dibilang prihatin sekali karena pertama aspek jumlah toilet dan rasio siswa dan guru.
“Ada sekolah yang siswa 400 orang, kondisi toilet hanya 3 unit. Jadi rasionya tidak berbanding de ngan jumlah siswa, padahal secara standar operasional prosedur itu harus sesuai dengan rasio siswa dan guru di sekolah,” sambungnya.
Ini juga jadi problem. Kondisi MCK ini memang tidak diurus, tidak ada anggaran BOS atau BOSDA yang menyiapkan orang khusus bentuk clening service yang tugasnya membersihkan MCK.
“Jadi bau besing, kotor dan jorok. Setelah saya kumpulkan dan saya turun dilapangan, itu saya temukan faktanya. Dan ada juga MCK yang tidak difungsikan dengan sejumlah alasan,” ujar politisi NasDem itu.
Ketiga, lanjutnya, program pemerintah pusat, Presiden Prabowo, Maka n Bergizi Gratis. Ini juga masih ujicoba, ternyata belum semua SD, TK, SMP, SMA mendapatkan prog ram MBG. Hanya beberapa sekolah tertentu.
“Ada keluhan juga dari aspek kandungan gizi makanan ditemukan dari hari pertama sampai hari ke delapan. Hari pertama, kedua dan ketiga masih memenuhi cakupan gizi,” sambungnya menjelaskan.
Setelah itu ayamnya juga sudah tidak memenuhi, sayurnya, buah – buahan. Ini juga jadi problem terhadap bagaimana konsistensi kandungan makan bergizi ini dijaga dan dikawal sesuai dengan berbasis kebutuhan anak atau siswa.
Selain itu, menurut Nella, perlu juga harus disamaratakan. Jangan ada sekolah yang dapat dan jangan ada sekolah yang tidak dapat. Ini prog ram ke masyarakat harus pertimbangkan azas keadilan dan kesetaraannya.Ini juga masih jadi problem.
“Kita melihat kondisi ruang belajar ini infrastruktur sekolah ini miris, padahal Ternate Tengah ini pusat kota. Kondisi di pusat kota saja kondisi sekolah seperti itu, bagai mana dengan kondisi sekolah di Pulau Ternate, apalagi di Hiri, Moti dan Batang Dua,” ucapnya.
Kemudian Nella sampai terus mengeluarkan kata Istigfar sambil bertanya. Memang di Kota Ternate, Dinas Pendidikan ada atau tidak, Adakah Dinas Pendidikan di Kota Ternate….
“Lantas bagaimana prosedur Dinas Pendidikan Kota Ternate menyerap aspirasi, melihat fakta dan kondisi di seko lah masing masing, yang menjadi kewenangan Kota Ternate. Ini hal yang sangat memprihatinkan,” tambahnya. (dbs)
Discussion about this post