MEDIASEMU.COM — Dibeberapa bulan kemarin masyarakat Indonesia telah melewati pesta demokrasi, yaitu pemilihan umum (pemilu) serentak, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (pilpres-wapres) dan pemilihan Legislatif (pileg) baik DPR-RI, DPD-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Rabu 27 november 2024, mendatang akan di laksanakan, pemilihan serentak, Kepala Daerah (pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota serta Bupati dan Wakil Bupati. Kita memasuki pesta demokrasi yang kesekian kalinya, untuk menentukan pemimpin yang peduli dengan Daerah dan kehidupan sosial masyarakat.
Tujuan dari pemilihan umum (pemilu) adalah untuk memperbaiki keadaan suatu Bangsa, Daerah dan juga Desa, yang menyangkut hajat hidup orang banyak, bukan untuk kepentingan pribadi dan sekelompok orang.
Kabupaten Pulau Morotai memasuki fase ketiga dalam melaksanakan agenda demokrasi, pemilihan kepala Daerah (pilkada). Morotai bisa dikatakan masi memiliki usia yang sanggat muda, maka untuk menentukan seorang pemimpin harus yang benar-benar peduli dengan hajat hidup masyarakat dan arah kemajuan Daerah yang lebih baik.
Fenomena sosial politik yang terjadi di Kabupaten Pulau Morotai, hanggat di perbincangkan, dikalangan sebagian akademisi dan mahasiswa mereka ahir-ahir ini bermunculan di platfrom media sosial, baik Facebook, Instagram atau WhatsApp. Namun yang paling dominan terlihat yang digunakan adalah Facebook, untuk memuji kandindatnya masing-masing, sebagai kaum intelektual, mereka berlomba-lomba meramu kata demi kata untuk memperkenalkan kepada masyarakat. pada kelas yang paling bahwa seperti tukang bentor, petani, nelayan dan buruh, turut andil, bicara politik untuk mempertahankan atau membelah kandidatnya, walaupun pengetahun dalam hal politiknya masi minim.
BACA JUGA : Dua Pekerja Perusahan Tambang Emas PT.IMM Mengalami Keracunan Sianida
Berkisar, pada tanggal 27-29 agustus 2024 dilaksanakan deklarasi dan pendaftaran bakal calon Bupati dan wakil Bupati di Kantor KPU Kabupaten Pulau Morotai. Diantaranya yang mendaftarkan diri, Rusli Sibua dan Rio Christian Pawane, Deni Garuda dan Kubais Baba Serta Syamsuddin Banyo dan Judi R. Efendis Dadana.
Ketiga kandidat diatas memiliki rekam jejak yang berbeda-beda dan punya tempat strategis yang pernah diduduki. Rusli Sibua perna memduduki tampuk kekuasaan sebagai seorang nomor satu Bupati Kabupaten Pulau Morotai tahun 2011-2015. Dan Syamsuddin Banyo, salah satu tokoh pemekaran Kabupaten Pulau Morotai, juga salah satu senior dalam birokrasi Pemerintah Provinsi Maluku Utara, jabatan yang pernah diemban diantaranya, Kepala seksi Bapedda Kabupaten Pulau Morotai tahun 1995-1999, Staf Ahli Gubernur Provinsi Maluku Utara 2009-2010 dan Kepala Dinas PMD Provinsi Maluku Utara 2019-2024 serta masi banyak lagi tempat-tempat strategi lainya yang pernah diduduki namun penulis hanya mencantumkan beberapa poin penting diatas.
Ada juga, salah satu anak muda yang dengan sikap keberanian dan konsisten dalam dunia politik, Dia tampil sebagai kandidat kosong satu yaitu Deni Garuda, pada tahun 2014-2019, DG sapaan akrabnya terpilih menjadi anggota DPRD, dapil Morotai Timur dan Morotai Utara. Kabupaten Pulau Morotai pertama kalinya dengan partai (NasDem) pada tahun 2019 DG masi tetap tampil yang kedua kalinya dengan partai yang sama dan kembali terpilih sebagai anggota DPRD, namun menjelang beberapa tahun dengan keberaniannya dia memilih pindah dari partai (NasDem) tahun 2023 dan bergabung dengan partai (PSI). Di pemilu legislatif 2024-2029, DG masi di percayakan oleh simpatisannya dan terpilh sebagai anggota DPRD dengan partai (PSI) yang ketiga kalinya. (TribunTernate.com. 27/03/24) .
Diantara kandidat memiliki rekam jejak yang bisa dikatan luar biasa. Namun perlu kiranya kembali membuka tabir kebohongan yang selama ini mungkin hampir hilang di telan bumi, apalagi sekarang dengan momentum euoforia politik, sebagian masyarakat pasti akan lupa yang pernah dilakukan oleh Mantan Bupati Rusli Sibua, 2011-2015. Berdasarkan informasi di detiknews, kamis, 26 november 2015, yang penulis temukan dan membaca ternyata kandindat Rusli Sibua terbukti memberikan uang suap ke Ketua Mahkama Konstitusi (MK) saat itu M Akil Mochtar sebesar Rp 2,989 miliar. Guna untuk mempengaruhi putusan perkara permohonan keberatan atas hasil pilkada di Pulau Morotai. Sebenarnya, diwaktu itu yang terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati, Pulau Morotai adalah Arsad Sardan dan Demianus Ice periode 2011-2016 dengan perolehan suara 11.455 sedangkan Rusli Sibua dan Weni R Praisu dengan perolehan suara 10.649, secara tidak langsung selisih suara antara Arsad Sardan dan Rusli sibua 1.194. Namun digiring ke Mahkama Konstitusi (MK), pada 20 juni 2011, diputuskan sebagai pemenang pilkada Bupati dan Wakil Bupati periode 2011-2015, yaitu Rusli Sibua dan Weni R Praisu. Berkat strategi licik yang dilakukan melalui uang suap sehingga membatalkan rekapitulasi hasil perhitungan suara KPU Pulau Morotai.
Hal tersebut diataslah sehingga Rusli Sibua di hukum 4 tahun penjara dengan denda Rp 150 juta. Peran yang dimainkan politik kotor (kecurangan), Dia berhasil menikmati tampuk kekuasaan selama 4 (Tahun) dengan akal licik dan tipudayanya. Akan tetapi hukum alam berlaku adil untuk membuka kran yang tertutup rapat, belum selesai masa baktinya, balasan kecurangan yang dilakukan, teman setia kegagalan menimpahnya. Sekarang beliau tampil kembali dengan wajah polos seakan tidak memiliki Dosa Sosial. Yang di sampaikan (Albert Camus) “Tak ada yang menyadari bahwa sebagian orang menghabiskan energi yang sangat besar hanya untuk menjadi normal”. (Zahma Lika, 2019, h. 171).
BACA UGA : Pilgub Maluku Utara : Margarito Kamis Ingatkan Bacagub Jangan Berkelahi Karena Identitas
Dan yang satu lagi Dia pemula namun dengan konsep besarnya Lanjutkan, entah apa yang dilanjutkan? Mungkin saja program yang sebelumnya belum di selesaikan oleh Bupati kedua sebut saja Beni Laos, atau hanya titipan untuk melindungi oligarki. Entahlah! Ada banyak jalur untuk mempertahankan stratifikasi material ekstrim, dan menonjolkan oligark berbeda-beda sesuai bagimana kekayaan dipertahankan dan siapa atau apa yang mempertahankannya. (Jeffrey A. Winters, 2011, h. 10-11).
Banyak cara yang dilakukan, sadar atau tidak, DG yang pasti, sadar namun tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mengikuti perintah sebagai mana bisa kita lihat, konsep besarnya Lanjutkan, Morotai Bangkit Jilid 2. Perlu di ingat 5.000 (Lima Ribu) lapangan pekerjaan jauh lebih banyak dengan problem Daerah namun tidak terselesaikan malah dilanjutkan? Aneh tapi nyata.
Masyarakat harus membuka, mata, hati dan telinga untuk menilai siapa yang layak di pil(kada) kali ini, jangan sampai kesekian kalinya seperti telan pil(pahit). Belajarlah dari masa lampau agar tidak mengulangi proses yang sama. Pilihlah pemimpin yang punya integritas, komitmen tinggi, memiliki ketenanagan dan bersikap adil.
Dengan niat yang baik bagunlah Morotai dengan penuh cinta dan sayang. Pahamilah semboyan Podiki Deporigaho sebagai kekuatan untuk saling mendukung dan bersama-sama mewujudkan cita-cita hidup yang kuat. bertindaklah membagun Morotai lebih cerah bukan hanya cerabih (banyak bicara) dihadapan masyarakat tapi nol besar. Sebagai Mana Yang Di Sampaiakan Marx (1818) Para Filsuf hanya pandai menafsir Dunia, padahal yang penting adalah mengubanya.
Semogah dari hasil pemilu nanti, siapa yang terpilih tidak bekerja keras untuk kekuasaan dan kerusakan atas dasar keserakahan namun lebih mengutamakan cinta untuk masyarakat dan kemajuan Daerah.
Seorang pemimpin yang bijak, harus pintar merasa bukan merasa pintar dan satu hal penting juga, jangan pernah mencari hidup di pemerintahan tapi bagi mana cara untuk menghidupkan pemerintahan.
Pesan, sebagai pembaca yang budiman, kritik dan saran sanggat di perlukan. SELAMAT MEMBACA.!!
Oleh : Basry Kudo
**) Ikuti berita terbaru Mediasemut.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow
Discussion about this post