Di tengah riuhnya Pilkada 2024, Kota Tidore Kepulauan menghadapi momen penting dalam menentukan masa depan. Masyarakat Tidore akan memilih antara dua pilihan besar: mempertahankan status quo atau menciptakan perubahan.
Dengan demikian, peran masyarakat menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan yang akan membawa kota ini ke depan. Sebagai salah satu kota yang unik, Tidore Kepulauan memiliki keragaman suku dan etnis, serta jumlah penduduk yang diproyeksikan mencapai sekitar 120.610 jiwa, menurut data dari Badan Pusat Statistik. Dengan luas wilayah 1.550,37 km², Tidore Kepulauan juga tercatat sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, setelah Palangka Raya dan Dumai. Menariknya, di Kecamatan Oba Utara, wilayah administratif Kota Tidore Kepulauan, terdapat ibu kota Provinsi Maluku Utara, Sofifi, yang berada di Pulau Halmahera.
Sebagai salah satu kota dengan nilai sejarah yang tinggi, Tidore Kepulauan pernah menjadi pusat kekuasaan Kesultanan Tidore, yang mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah di masa lampau. Hal ini masih memberikan pengaruh besar dalam identitas dan budaya masyarakat setempat. Selain itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, tingkat pertumbuhan ekonomi Tidore Kepulauan mencapai 4,6% pada tahun 2023, dengan sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata sebagai motor penggeraknya. Namun, seperti banyak kota lainnya, tantangan ketimpangan ekonomi antar wilayah menjadi isu penting yang perlu ditangani.
Pada Pilkada 2024, partisipasi politik masyarakat Tidore Kepulauan diproyeksikan akan meningkat, dengan lebih dari 85% pemilih diperkirakan berpartisipasi dalam pemilu. Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), jumlah pemilih terdaftar mencapai sekitar 85.000 orang. Mengingat sejarah tingkat partisipasi yang tinggi, pemilihan kali ini diharapkan akan mencerminkan keinginan kuat masyarakat untuk berkontribusi pada arah kebijakan pemerintah daerah. Selain itu, sektor pendidikan dan kesehatan menjadi sorotan dalam kampanye kedua pasangan calon, mengingat masih adanya tantangan seperti akses yang terbatas di daerah terpencil dan kualitas fasilitas yang belum merata di seluruh wilayah kepulauan.
Mencerminkan dinamika politik yang intens, dua kandidat utama bersaing ketat dalam Pilkada ini. Kandidat dengan nomor urut satu, Muhammad Sinen dan Ahmad Laiman (MASI AMAN), didukung oleh Partai PDI Perjuangan, PKB, PKS, Perindo, serta Partai Buruh. Di sisi lain, kandidat nomor urut dua, Syamsul Rizal Hasdy dan Adam Dano Djafar (SAM-ADA), mendapat dukungan dari Partai Golkar, NasDem, Gerindra, PAN, dan beberapa partai non-seat. m
Melihat Visi dan Misi Serta Konsep Dari Dua Kandidat:
Pasangan MASI AMAN dengan visi “Tidore yang Aman, Nyaman, dan Ramah untuk Semua” yang dalam perspektif kebijakan publik menekankan pada tiga pilar utama: keamanan, kenyamanan, dan keramahtamahan, dengan inklusi sosial sebagai fondasinya. Dari perspektif kebijakan publik, visi ini visi ini bertujuan untuk menciptakan kota yang tidak hanya aman dari sisi fisik, tetapi juga menjamin kesejahteraan sosial dan keberlanjutan. Keamanan, misalnya, akan diwujudkan melalui penegakan hukum yang kuat, upaya mitigasi bencana, serta langkah-langkah untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan sosial.
Sebagai kelanjutan dari pilar keamanan, visi ini juga sangat memprioritaskan kenyamanan bagi seluruh masyarakat Tidore. Ini berarti pengembangan infrastruktur dasar yang merata di seluruh wilayah kota menjadi sangat penting, termasuk perbaikan transportasi publik yang efisien. Kenyamanan juga mencakup kebijakan ramah lingkungan yang dirancang untuk menjaga kelestarian sumber daya alam di Tidore, sejalan dengan upaya global dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Sementara itu, pilar Keramahtamahan difokuskan pada kebijakan yang mendorong inklusi sosial dan keterlibatan aktif semua kelompok masyarakat dalam pembangunan. Ini mencakup upaya untuk memastikan keadilan bagi kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Dalam konteks ini, memperkuat nilai-nilai budaya lokal juga sangat.
Pasangan MASI AMAN menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan visi mereka dengan mengintegrasikan keamanan, kenyamanan, dan keramahtamahan dalam kebijakan yang koheren dan responsif. Melalui pendekatan partisipatif dan transparan, mereka berupaya menciptakan Tidore yang inklusif, di mana keberagaman menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan sosial-ekonomi, serta memastikan kontribusi semua lapisan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan.
Pasangan calon nomor urut dua, SAM-ADA, dengan tagline “Tiahi Se Diahi” yang berarti “Membenahi dan Memperbaiki,” menunjukkan komitmen mereka untuk melakukan reformasi menyeluruh di berbagai sektor. Dalam konteks kebijakan publik, “tiahi” mengacu pada penataan ulang infrastruktur seperti jalan dan sekolah, serta memperkuat tata kelola ekonomi lokal. Sedangkan “diahi” mencerminkan upaya memperbaiki sektor-sektor yang belum optimal, seperti kesehatan dan pendidikan.
Selanjutnya, dalam visi 4M, pasangan SAM-ADA juga berfokus pada Membangun Solidaritas dengan kebijakan inklusi sosial yang adil dan merata. Mewujudkan Kesejahteraan menjadi inti dari visi mereka, melalui dukungan bagi UMKM dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta meningkatkan akses ekonomi bagi semua lapisan masyarakat.
Kemudian, Membangun Peradaban diterapkan dengan memperkuat infrastruktur dasar dan pelayanan publik melalui digitalisasi, memastikan efesiensi pemerintahan, serta menjaga keberlanjutan lingkungan. Yang terakhir, Mencerdaskan Generasi tampak dari upaya mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan, memperbaiki sekolah, dan memastikan generasi muda memiliki akses yang layak. Melalui pendekatan ini, SAM-ADA bertujuan menciptakan Kota Tidore yang lebih maju, adil, dan inklusif. Secara keseluruhan, “Tiahi Se Diahi” dan 4M menggambarkan keinginan pasangan SAM-ADA untuk merespons kebutuhan masyarakat secara menyeluruh, baik melalui pembenahan maupun perbaikan yang berkelanjutan di berbagai aspek kehidupan di Tidore.
KESIMPULAN
Secara garis besar, MASI AMAN lebih berfokus pada stabilitas, kesejahteraan, dan inklusi sosial sebagai pilar pembangunan kota yang aman dan nyaman, sementara SAM-ADA berfokus pada reformasi struktural dan perbaikan pelayanan publik untuk mendorong kemajuan dan inklusi yang lebih besar. Kedua visi menawarkan arah kebijakan yang berbeda namun sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tidore.
Dalam Pilkada 2024, Kota Tidore Kepulauan dihadapkan pada pilihan penting antara kontinuitas dan perubahan melalui dua pasangan calon, MASI AMAN dan SAM-ADA. MASI AMAN menekankan keamanan, kenyamanan, dan keramahtamahan sebagai dasar pembangunan inklusif, sementara SAM-ADA fokus pada reformasi struktural dan peningkatan pelayanan publik.
Hasil Pilkada ini tidak hanya menentukan arah kebijakan kota ke depan, tetapi juga mencerminkan aspirasi masyarakat untuk membangun Tidore yang lebih baik. Pilihan ini lebih dari sekadar politik; ini tentang mengoptimalkan potensi kota dalam menghadapi tantangan. Apapun hasilnya, penting bagi kita untuk bersatu, melanjutkan pembangunan, dan menjaga keadilan sosial sebagai landasan keberlanjutan. Mari bersama-sama mewujudkan visi untuk Tidore yang aman, maju, dan inklusif, mengintegrasikan keberagaman sebagai kekuatan dalam menghadapi tantangan masa depan.
Editor : IKI
Rubrik : Opini
Discussion about this post