Aku, seorang putri yang lakunya tak cukup baik, masalah yang sedikit runyam, dan kisah lalu yang usang.
tapi aku bersyukur.
Aku masih diberi kesempatan untuk berada di jenjang paling khidmat. Sambil bercengkrama dengan mesra pada suatu bilik asmara.
Mungkin, dengannya tak lepas lebam, tapi aku tumbuh dan sembuh tanpa perlu obat, sebab dia sudah cukup untukku menata ketenangan.
Kau tahu?
Sembari terjatuh dipelukknya.
Dielus-elusnya kepalaku,
dan diciumnya keningku.
Aku merasa benar kata Nadin, bahwa semua aku dirayakan ketika bersamanya.
Bukan berarti, ketika itu terpurukku tak ada kiranya. tapi berkompromi adalah cara kita menuntaskan segala.
Kau tahu?
Sembari terjatuh dipeluknya.
Di elus-elusnya kepalaku,
dan diciumnya keningku.
Aku juga merasa benar kata Hindia, bahwa jodoh adalah akal-akalan neraka kita bersama. Tapi, Perihal masa depan kita acuh untuk memberi tebakan.
Kau tahu?
Sembari dipeluknya lukaku
Di elus-elusnya manjaku
Dan diciumnya amarahku.
Aku merasa benar atas pilihanku sendiri, tentang bagaimana aku memberi kesempatan kita untuk membenahi diri.
Dan kini aku paham, Kacauku tak meluluh selalu buruk. Yang ini memang sedikit membuat luka, tapi bahagianya tak kunjung mereda juga(*)
Ternate, 07 Agustus 2023
Sirli Saputri Habib Abdurachman.
Discussion about this post