Mediasemut.com – Setelah empat tahun jeda karena Covid 19 dan Renovasi stadion Gurabati, gelaran sepak bola terbesar dan tertua di Maluku Utara, Gurabati Open Tournament ( GOT) kembali dihelat pada selasa, 2 Mei 2023. Ivent yang identik dengan lebaran Idul Fitri, sedianya dilaksanakan dua hari setelah hari kemenangan sebagaimana tradisi GOT selama ini, namun ditunda beberapa hari karena menunggu berakhirnya operasi ketupat.
Open ceremony sangat meriah dengan aksi aktraktif tarian kolosal yang memukau, mengandalkan talenta lokal Gurabati baik koreografer maupun dancer yang tampil. Dibuka secara resmi oleh Walikota Tidore Kepulauan Capt. Hi. Ali Ibrahim, MH sekaligus meresmikan Stadion Gurabati. Di jajaran tamu undangan nampak Gubernur Papua, Walikota Ternate, Sultan Ternate, Forkopimda, Ketua KONI Maluku Utara dan tamu undangan lainnya, dilanjutkan dengan kick of laga pembuka As Rummania vs Ps Terbit seakan menghipnotis publik sepakbola yang hadir menyaksikan langsung di stadion Gurabati.
Seperti penyelenggaraan sebelumnya, kontestan yang ambil bagian sebanyak 24 tim tersebar dalam wilayah provinsi maluku utara dan Papua Barat. Setidaknya kembali hadirnya GOT dapat mengobati dahaga dan kerinduan publik sepakbola akan kompetisi yang menarik dan bergengsi karena menampilkan banyak pemain bintang lapangan hijau liga 1, liga 2 dan liga 3. Sebut saja Yakob Sayuri, Rizky Pora, Ardi Idrus, Rizky Pellu, Boazz Salosa, Fred Butuuan, Herman Zumafo, Rifal Lastory, Abdu Lestaluhu dan msh banyak lagi bintang bertebaran dalam tim yang diundang pada perhelatan tahun ini. Belum lagi euforia suporter seperti menggiring kita berada dalam atmosfir kasta tertinggi sepak bola negeri ini.
Ada hal menarik dari perhelatan kali ini yang mengundang decak kagum insan sepak bola, yaitu tampilan stadion Gurabati yang berubah drastis dari sebelumnya. Tampak tribun Utama yang begitu megah , tribun terbuka bagian barat, rumput lapangan , dan ukuran stadion yang sudah diperluas mengikuti standar Nasional. Ini menjadi bagian dari peran Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dibawah kepemimpinan Capt Hi. Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen, SE. Perhatian dan Kontribusi selama menjabat Walikota dan Wakil Walikota dua Periode menjadikan Stadion Gurabati menjadi salah satu stadion terbaik di Maluku Utara.
Disamping itu, GOT XXVI memang berbeda dari sebelumnya , ada transformasi SOP pengamanan dari Kepolisian pasca tragedi kanjuruhan yang kemudian melahirkan beberapa poin yang disepakati oleh panitia, Manager Tim dan perwakilan supporter yang difasilitasi Kapolresta Tidore Kepulauan beberapa waktu sebelumnya. Poin kesepakatan itu diantaranya, melarang masuk botol air mineral, berjualan didalam stadion, membawa tiang bendera, nyanyian atau Sorak sorai yang sifatnya provokatif, mewajibkan panitia untuk memasang cctv dibebagai sudut stadion, melakukan apel siaga sehari sebelum ivent berlangsung melibatkan Personil Polri, TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan keamanan Panitia. Sebuah langkah maju yang ditunjukkan oleh Kapolresta Tidore Kepulauan bahwa GOT harus dikelola secara profesional dalam semua aspek termasuk soal pengamanan.
Iya, GOT kali ini memang beda !! Ada tim kreatif anak anak Gurabati yang mengelola media publikasi dan informasi, mengadopsi peran media mainstream ala ala liga champion, semisal ada podcast menghadirkan stakholder sepak bola, press confrence setelah pertandingan, live streaming drawing Pot, profil tim dan masih banyak lagi yang tersaji. Terlihat informasi dan publikasi tersaji begitu apik dengan kemasan menarik diberbagai platform media sosial.
Pencapaian GOT sampai pada usia yang ke 26 tidak terlepas dari kerja keras seluruh masyarakat Gurabati dengan konsistensinya melaksanakan hajatan ini dari tahun ketahun walaupun terjadi pasang surut income , resistensi dalam penyelenggaraan , melewati lintas generasi dan transisi dari Pengcab (Askot) ke Pengda PSSI Maluku Utara (Asprov). Masalah yang terakhir disebutkan, bagi masyarakat adalah sebuah perjuangan menguras energi tetapi berdampak pada kelangsungan event ini.
Sedikit bercerita, Soal transisi/ peralihan yang terjadi ditahun 2001, saat dilaksanakannya GOT ke 11. Dimana gejolak antara wasit dan panitia berujung ketika wasit pengcab Tidore (Persis) melakukan mogok masal, akibatnya pertandingan sempat terhenti selama 2 hari. Panitia, tokoh pemuda dan masyarakat berkumpul dan berembuk mencari solusi dan langka taktis, akhir dari pertemuan itu kemudian bersepakat pada satu kesimpulan bahwa sudah saatnya GOT naik level dibawah agenda pengda PSSI Maluku Utara.
Gerak cepat segera diambil panitia dan tokoh masyarakat berkoordinasi dengan pengurus pengda PSSI Maluku Utara, orang pertama ditemui adalah Maurice Tuguis atau biasa disapa ko dit, saat itu ia menjabat sebagai Sekretaris Pengda PSSI Maluku Utara Selanjutnya ko dit mempertemukan perwakilan masyarakat gurabati dengan Ketua Pengda PSSI maluku Utara Bapak Ikbal Ruray yang juga menjabat sebagai ketua DPRD Kota Ternate kala itu. Kesan pertama sedikit tegang dan nervous maklum seorang pejabat publik, tapi setelah duduk dan berdiskusi beliau sangat welcom dan familiar. Alhasil selaku ketua, menyetujui GOT menjadi agenda resmi Pengda PSSI Maluku Utara. Hari itu juga melalui tangan dingin ko dit, dalam waktu yang sangat singkat mengumpulkan seluruh pengurus, kemudian melahirkan rekomendasi penyelenggaraan, akhirnya sah GOT kebali digelar, sampai saat ini.
Ikbal Ruray dan Maurice tuguis adalah sosok yang benar mengerti dan faham soal sepak bola, sebagai induk organisasi fungsi pembinaan berjalan sangat baik, selama menjabat sebagai Ketua dan Sekretaris Pengda PSSI maluku Utara, selalu memberikan perhatian lebih
pada setiap penyelenggaran event ini, bukan hanya membantu soal soal administrasi dan perangkat pertandingan akan tetapi mensupport secara moril dan material. Tercatat beberapa kali memberikan bantuan untuk operasional panitia.
Keduanya seakan mengerti situasi yang dialami, Tidak membebani panitia dengan permintaan muluk dan berlebihan, tidak pernah menuntut untuk diberikan panggung, justru sebaliknya mengajak beberapa perwakilan panitia mengikuti Munas PSSI di makassar ketika NURDIN HALID Terpilih sebagai ketua Umum PSSI. Tidak sampai disitu, PENGDA juga memfasilitasi beberapa anak muda gurabati mengikuti kursus wasit secara berjenjang sampai pada lesensi C 1 Nasional. Sebuah Apresiasi yang luar biasa dari Pengda PSSI maluku Utara atas pencapaian panitia.
Akhir kata, dengan segala dinamika dan peran para aktor didalamnya, menjadikan event ini semakin besar, profesional, bergengsi dan kiranya tidak berlebihan kalau kita sematkan GOT bukan ‘TARKAM”. Konsistensi dan spirit masyarakat Gurabati, ekspektasi publik sepak bola dan dukungan semua pihak menjadikan GOT “tak akan pernah mati(*)
Terima Kasih
Capt. Hi. Ali Ibrahim, MH
Muhammad Sinen, SE,
Kapolresta Tidore Kepulauan
Discussion about this post