MEDIASEMUT.COM — Konsentrasi Perencanaan Pembangunan Wilayah Blue Economy mungkin masih terdengar asing di telinga kita namun, Istilah ekonomi biru pertama kali dicetuskan oleh Gunter Pauli, seorang pengusaha dan pendukung keberlanjutan dari Belgia melalui bukunya yang berjudul “The Blue Economy: 10 Years, 100 Innovations, 100 million Jobs“
Ekonomi biru, atau yang juga dikenal sebagai ekonomi laut atau ekonomi maritim merujuk pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk peningkatan ekonomi, perbaikan kehidupan masyarakat pesisir, serta kesehatan ekosistem laut. Ekonomi biru meliputi beberapa sektor yaitu perikanan, akuakultur, pelayaran, energi, pariwisata, dan bioteknologi kelautan. Ekonomi biru berpotensi menurunkan angka kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan yang saat ini menjadi perhatian dari berbagai pihak seperti pembuat kebijakan, akademisi, dan berbagai pemangku kepentingan.
Saat ini Pembangunan ekonomi di Provinsi Kepulauan yang kita tahu lebih mengedepankan sektor pertambangan dan penggalian ketimbang pada sektor Perikanan dan sumber daya laut, sektor pariwisata dan ekonomi maritim, khususnya di Provinsi Maluku Utara memiliki permasalahan yang bersifat karakteristik geografis, sosial dan ekonomi yang khas termasuk tingkat kerentanan, struktur ekonomi, potensi, dan keterbatasan kemampuan untuk mencapai skala ekonomi. kondisi geografis yang unik ini memiliki kelebihan atau kekurangannya masing-masing di setiap wilayah Maluku Utara, dengan karakteristik ekonomi berbasis pada perikanan dan kelautan atau ekonomi biru.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara belum berdampak linier pada indikator makro seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di 10 Kabupaten/Kota di Maluku Utara secara Rata-rata masih dibawah Nasional sebesar 68.04% dan di tingkat Nasional sebesar 73.77% pada tahun 2022-2023. artinya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak berdampak signifikan pada kualitas sumber daya manusia di provinsi Maluku Utara.
Pentingnya Ekonomi Biru sebagai konsep pembangunan ekonomi di Maluku Utara
Maluku Utara sebagai daerah dengan luas lautannya lebih besar dari daratan dengan memiliki Potensi Perikanannya yang cukup besar dan wisata bahari yang sangat potensial, selain itu juga Maluku Utara belum mengelola dengan baik sumber daya kelautannya, hal ini di buktikan dengan rata-rata kontribusi sektor Perikanan pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada tahun 2023 hanya mencapai 2.57% sedangkan untuk sektor pertambangan dan penggalian sebesar 13.04%, kemudian sektor Industri Logam Dasar sebesar 33.48%, artinya peran sektor perikanan pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara masih sanglah kecil.
Adanya konsep ekonomi biru ini memudahkan pemerintah dalam merancang formulasi pengelolahan ekonomi biru di Maluku Utara yang pastinya mengikuti prinsip-prinsip berkelanjutan, hal ini juga sejalan dengan visi global yang dimana pembangunan ekonomi tidak boleh mengsampingkan aspek lingkungan.
Yang menjadi dasar kenapa ekonomi biru harus diterapkan di Maluku Utara karena, hampir sebagian besar wilayah Maluku Utara sudah di pergunakan sebagai proyek strategi nasional yaitu pertambangan Nikel yang dimana kita tahu bahwasannya sangat berdampak pada kerusakan lingkungan. selain itu Maluku Utara lebih di kenal dengan daerah pertambangan Nikel bukan sebagai daerah yang fokus pada pengelolaannya sektor perikanan atau ekonomi biru.
Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam pengelolahan sektor perikanan dan menjadikan Maluku Utara sebagai daerah dengan pengelolahan perikanan terbaik di Indonesia. Sebagai salah satu cara untuk mengoptimalkan kemakmuran masyarakat di bidang perikanan terutama bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan di Maluku Utara adalah dengan bantuan subsidi dari pemerintah dan alat teknologi yang dapat membantu para nelayan dalam mencari ikan. Subsidi tersebut bisa berupa kapal, jala, radar dan perlengkapan nelayan lainnya.
Pemberdayaan dan pelatihan bagi nelayan dan pembudidaya ikan untuk mengembangkan usaha diversifikasi olahan produk perikanan sehingga bisa meningkatkan nilai tambah dan pendapatan untuk nelayan Maluku Utara, Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan juga harus dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang seperti air bersih agar mendukung perikanan Maluku Utara agar lebih baik.
Maluku Utara sudah seharusnya lebih maju dari daerah-daerah lain di Indonesia dalam hal pengelolahan Perikanan, jika ini menjadi titik fokus pemerintah daerah maka Maluku Utara akan menjadi model pembangunan ekonomi biru di Indonesia (*)
Oleh : Irawan Abae
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Khairun
Discussion about this post