Mediasemut.com – Setiap masyarakat yang hidup dalam perkumpulan orang banyak pasti memiliki sebuah kalimat yang dijadikan sebagai dasar tuntutan atau pegangan hidup. Kalimat-kalimat yang dipakai sebagai dasar hidup tidak hanya berlaku pada kumpulan masyarakat dalam jumlah yang kecil, melainkan dapat meliputi negara kesatuan yang ada. Indonesia, sebagai negara kesatuan yang menaungi pelbagai macam daerah dengan semua keberagaman atau perbedaan suku, ras, agama, bahasa, warna kulit, budaya, dan seni juga perlu memiliki kalimat-kalimat untuk pegangan hidup tersebut.
Oleh karena itu, sebelum kemerdekaan negara Republik Indonesia, para tokoh bangsa sudah mengonsepsikan sebuah kalimat atau semboyan yang mencakup semua keberagaman masyarakat Indonesia. Sembonyan yang dikonsepkan tersebut memiliki kaitan yang erat dengan perbedaan-perbedaan. Hal ini diusahakan agar semua masyarakat Indonesia bisa merasakan persatuan dan kesatuan melalui perbedaan dan keberagaman. Semboyan yang dibuat oleh tokoh bangsa ialah Bhineka Tunggal Ika. Secara etimologi, kata Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa jawa kuno yang seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetap satu”. Bhineka berarti beraneka ragam atau berbeda-beda. Kata Tunggal berarti satu. Sedangkan kata Ika memiliki arti itu. Secara harfiah Bhineka Tunggal Ika bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa indonesia satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kesatuan republik indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku, bangsa, agama, dan kepercayaan (Salim, 2017).
Semboyan yang digagas untuk kehidupan bernegara masyarakat Indonesia bukan tanpa maksud dan tujuan. Serupa ungkapan Salim (2017) di atas, bahwa Sembonyan bhineka tunggal Ika ialah gambaran persatuan dan kesatuan bangsa, dikarenakan bangsa Indonesia memiliki kekayaan keragaman. Oleh karena itu, semboyan yang digagas didasarkan pada kondisi masyarakat dan pertimbangan situasi kehidupan masyarakat Indonesia yang apabila dibiarkan hidup dalam perbedaan tanpa dasar tuntutan tertentu maka negara Indonesia akan mengalami perceraian dan perpecahan. Sehubungan dengan semboyan negara kesatuan republik Indonesia, pada kelompok terkecil masyarakat pun memiliki semboyan-semboyan yang serupa. Baik pada tingkat provinsi sampai ruang lingkup pedesaan, semboyan persatuan selalu melekat kepada masyarakat yang hidup di ruang tersebut. Misalnya pada provinsi Maluku Utara, terdapat salah sebuah semboyan yang sangat dikenal dan seringkali digunakan sebagai pegangan hidup, semboyan itu adalah Marimoi Ngoni Futuru, yang berarti bersatu kita kuat. Semboyan tersebut memiliki makna bahwa kebersamaan menjadikan kita kuat dalam mewujudkan kedamaian (Asriadi Ibrahim, 2023).
Negeri Siri Sori Islam: Tempat Semboyan Amanno Loto Mina
Adapun pada lingkungan pedesaan, semboyan-semboyan seringkali berlaku kepada setiap nafas kehidupan desa. Salah satunya adalah di desa Siri Sori Islam, Kecamatan Saparua Timur. Terdapat sebuah semboyan yang menjadi pegangan untuk hidup dalam persaudaraan, saling membantu, bergotong royong merealisasikan kepentingan desa, serta bersama-sama mewujudkan kebersamaan masyarakat desa dalam pekerjaan apapun. Desa/negeri Siri Sori Islam merupakan sebuah negeri yang berada di sebelah timur pulau Saparua. Berada di bawah provinsi Kota Ambon, kabupaten Maluku Tengah, negeri Siri Sori Islam menjadi sebuah desa otonom yang mengatur struktur pemerintahannya sendiri serta kehidupan masyarakatnya secara mandiri.
Sebelum menjadi sebuah desa otonom, dahulu negeri Siri Sori Islam merupakan sebuah kerjaan yang bertempat di gunung Elhau. Nama dari kerajaan itu sendiri adalah Sir Elhau (baca: Sejarah Negeri Siri Sori Islam). Didirikan oleh Syekh Abdurrahman Assegaf, kemudian kerajaan tersebut beralih menjadi sebuah desa yang ditempati oleh banyaknya kelompok masyarakat. Setelah menjadi sebuah desa, kerajaan Sir Elhau kemudian berganti nama menjadi negeri Siri Sori Islam dan bertempat di bawah kaki gunung Elhau.
Negeri Siri Sori Islam sendiri merupakan negeri adat yang pada setiap tempat terdapat sumber mata air dan tanah yang tidak boleh sembarang dilanggar. Bahkan, sebagai negeri adat, negeri Siri Sori Islam seringkali melakukan kegiatan atau acara-acara adat pada setiap hari-hari besar kampung.Misalnya pembersihan mata air, penggantian atap rumah adat, serta pelantikan raja negeri Siri Sori Islam. Acara-acara adat di negeri Siri Sori Islam biasanya meliputi tarian cakalele oleh lima orang tokoh adat, atau dalam istilah di kampung disebut dengan Upu Lima. Upu Lima ini bertugas melaksanakan acara adat di antaranya membersihkan sumber mata air yang ada di kampung, berziarah ke negeri asal Sir Elhau, dan juga melaksanakan ritual adat di baileo (rumah adat). Kelima tokoh adat tersebut tidak serta merta dijadikan sebagai upu Lima. Melainkan didasarkan pada sejarah manusia pertama yang datang ke negeri Siri Sori Islam itu.
Dari kelima tokoh adat itu, kelimanya berasal dari marga yang berbeda-beda yakni marga Sallatalohy (sebagai tuan tanah), Sopamena, Sopaheluwakan, Wattihelu, Papulwa (tangan kanan kapitan bermarga Saimima), dan Patty. Adapun Picalouhatta sebagai orang pertama yang menghuni negeri Siri Sori Islam sebelum kedatangan Sallatalohy. Berdasarkan sejarahnya, Picalouhatta berada tepat di Salaiku (sebuah tempat di negeri Siri Sori Islam) dengan seekor ayam putih yang kemudian berkokok sehingga memantik kedatangan Sallatalohy. Dari pertemuan dua orang tokoh inilah kemudian menjadi asal mula terbentuknya negeri siri sori islam. Tetapi negeri Siri Sori Islam baru terbentuk saat pertemuan beberapa orang tokoh yakni Picalouhatta, Sallatalohy, Sopaheluwakan, dan Wattihelu yang memutuskan untuk melakukan acara adat pada hari Sabtu. Hingga saat ini, acara-acara adat di negeri Siri Sori Islam harus dilaksanakan pada hari Sabtu.
Berdasarkan hasil wawancara bersama Kakek Alam Picalouhatta (tokoh adat dari marga Picalouhatta), beliau menyebutkan bahwa upu lima tidak sekadar lima orang tokoh yang melakukan cakalele. Dikarenakan terdapat sepuluh orang tokoh adat yang menyertai kegiatan atau acara-acara adat tersebut. Istilah upu lima diambil dari hasil penyesuaian tiga elemen, di antaranya ialah tokoh agama, staf negeri, dan tokoh adat. Tiga elemen yang dimaksud memiliki lima orang tokoh masing-masing, oleh karena itu istilah upu lima disematkan kepada tokoh adat yang juga melaksanakan kegiatan atau acara-acara adat. Namun, meskipun disematkan dengan istilah upu lima, sejatinya upu lima beranggotakan sepuluh orang tokoh adat. Tokoh-tokoh di dalam upu lima memiliki peran dan tugas tersendiri. Enam tokoh bertugas di luar baileo/rumah adat, sedangkan empat tokoh lainnya di dalam rumah adat.
Empat tokoh yang berada di dalam rumah adat di antaranya Picalouhatta bertugas untuk mengumpulkan semua anggota upu lima, dan juga memberi tugas kepada masing-masing anggota, serta Halaholo (menyampaikan pesan-pesan adat). Saimima sebagai tokoh yang bertugas menyalakan lampu rumah adat. Adapun Toisuta dan Pelupessy yang bertugas memukul tifa. Sedangkan enam tokoh yang berada di luar rumah adat ialah Sallatalohy sebagai tuan tanah. Sopamena, Sopaheluwakan, Papulwa (tangan kanan tokoh bermarga Saimima), dan Patty bertugas melakukan cakalele. Namun, tugas dari upu lima tidak hanya berhenti di rumah adat, melainkan berziarah ke negeri asal Sir Elhau, dan ke tempat sumber air untuk dibersihkan. Adapun menurut kakek Alam Picalouhatta, berkaitan dengan semboyan Amanno Loto Mina sudah seringkali diucapkan dalam interaksi antara para tokoh adat, baik sebelum memutuskan untuk melakukan acara adat, atau sesudah melakukan acara adat sebagai indikasi terbentuk negeri Siri Sori Islam.
Semboyan Amanno Loto Mina: Makna Persatuan Masyarakat
Serupa dengan semboyan negara Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, masyarakat negeri Siri Sori Islam juga memiliki sebuah semboyan sebagai pegangan hidup yakni Amanno Loto Mina. Secara etimologi, Amanno berarti kampung. Loto memiliki arti atas. Dan Mina berarti duluan. Secara harfiah, semboyan Amanno Loto Mina dimaknai sebagai upaya mengutamakan kepentingan kampung terlebih dahulu dibandingkan dengan kepentingan yang lain. Semboyan ini menunjukkan bahwa masyarakat negeri Siri Sori Islam, pada aktivitas dan kesibukannya, harus terlebih dahulu mengutamakan kampung atau negeri Siri Sori Islam. Upaya mengutamakan kepentingan kampung dimaksudkan agar persatuan dan persaudaraan masyarakat bisa diperoleh dalam usaha yang dilakukan secara bersama.
Adapun kepentingan kampung yang dimaksud di atas dapat beraneka ragam, seperti acara kumpul saudara ketika salah seorang masyarakat negeri Siri Sori Islam hendak menikah. Pada cara kumpul saudara, semua masyarakat Siri Sori Islam dikehendaki untuk saling membantu dan bergotong royong menyukseskan acara tersebut dengan cara memberi sumbangan dana pernikahan, atau membantu mengakomodasi jalannya acara kumpul saudara. Di samping itu, kepentingan kampung juga dapat berupa hajatan politik. Misalnya pada kontestasi politik berlangsung, apabila ada masyarakat Negeri Siri Sori Islam yang mencalonkan diri sebagai peserta kontes, maka semua masyarakat negeri Siri Sori Islam diwajibkan untuk membantu dan memenangkan peserta kontes yang berasal dari negeri Siri Sori Islam tersebut. Selain dua contoh kepentingan kampung di atas, masih banyak pula kepentingan kampung yang harus diutamakan.
Sejatinya, yang dimaksud dalam Semboyan Amanno Loto Mina ialah kegiatan tolong-menolong di antara semua masyarakat negeri Siri Sori Islam. Kepentingan kampung adalah kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, apabila ada kepentingan masyarakat yang bisa membawa nama baik kampung, maka diwajibkan kepada semua masyarakat untuk bahu-membahu menyukseskan kepentingan tersebut. Semboyan Amanno Loto Mina digagas oleh para tokoh adat dahulu dilatarbelakangi oleh rasa empati satu dengan yang lainnya. Para tokoh adat yang merumuskan semboyan itu menginginkan agar generasi berikutnya tidak terpecah-belah oleh kepentingan individu, atau urusan-urusan kehidupan yang berpotensi menguraikan rasa persatuan dan persaudaraan di antara masyarakat Siri Sori Islam. Tujuan mulia yang tersemat di dalam semboyan Amanno Loto Mina harus direalisasikan dalam hidup bermasyarakat di negeri Siri Sori Islam.
Sehubungan dengan sejarah semboyan ini, sepatutnya masyarakat negeri Siri Sori Islam berkiblat pada praktik kehidupan yang rukun, damai, dan sejahtera oleh para tokoh adat dahulu. Sebagai contoh, meskipun Picalouhatta merupakan orang yang terlebih dahulu ada di Salaiku, namun atas kerendahan hatinya memberi mandat tuan tanah kepada Sallatalohy . Praktik tokoh adat tersebut sejatinya adalah wujud persaudaraan tanpa mempertimbangkan kepentingan diri sendiri. Sebuah sikap merelakan untuk kelebihbaikan bersama. Sebuah praktik membentuk ikatan persaudaraan. Amanno Loto Mina sudah seyogianya menafasi jantung kehidupan masyarakat Siri Sori Islam. Agar tidak ada lagi sikap egoistis, individualis, apalagi mencurangi hajatan anak negeri Siri Sori Islam. Amanno Loto Mina adalah pegangan hidup masyarakat negeri Siri Sori Islam. Oleh karena itu, jika ada kesalahan yang dilakukan oleh seseorang masyarakat, jangan dimusuhi, apalagi harus merusakkan rumah tempat tinggalnya. Amanno Loto Mina perlu dimaknai sebagai sikap saling peduli antara masyarakat. Sikap mengutamakan kepentingan masyarakat negeri Siri Sori Islam untuk kelebihbaikan negeri Siri Sori Islam.
Oleh: Achmad Gani Pelupessy
Anak Negeri Siri Sori Islam
Discussion about this post