TOBELO,MS — Wakil Bupati Halmahera Utara, Muchlis Tapi Tapi memutuskan untuk maju dalam pemilu kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 di kabupaten Halmahera Utara. Keputusan Muchlis maju sebagai bakal calon bupati merupakan pilihan sadar, bukan terpaksa apalagi hanya isi waktu.
Muchlis mengaku maju sebagai bakal calon bupati Halmahera Utara ini dengan berbagai pertimbangan disamping telah menjabat wakil bupati dua periode sejak tahun 2015 dan 2020 tentunya tidak ada pilihan lain kecuali harus maju menjadi calon bupati.
” Sebagai pimpinan Partai Politik (Partai NasDem) yang pada Pileg bisa meraih 4 Kursi dari sebelumnya 2 Kursi, ini juga merupakan modal politik yang bisa menunjang kelangsungan karier politik lebih dari yang ada saat ini, ” kata Muchlis Tapi Tapi, Senin (10/06/2024).
Senin (10/06/2024).
Selain itu, mantan Sekjen Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini mengatakan posisinya sebagai wakil bupati selama dua periode tentunya belum bisa berbuat maksimal dalam upaya merealisasikan gagasan, idealisme yang dipunyai.
“Sebagai Wakil bupati tentunya memiliki peran yang terbatas, dalam berbagai tempat saya sering bilang Wakil Bupati itu punya kekuasaan tetapi tidak punya kewenangan, seperti kewenangan administrasi, kewenangan eksekutorial pemerintahan.” jelasnya.
Meski begitu, mantan anggota DPRD Maluku Utara ini, selama menjadi wakil Bupati mendampingi bupati Frans Manery bisa menjaga posisi, sehingga kelangsungan dan keharmonisan bisa terjaga hingga kini.
Lebih lanjut Muchlis mengatakan mengetahui serta memahami bahwa belum banyak yang diperbuat, itulah yang mendorong harus maju menjadi bupati. Bahkan ada selentingan yang berkembang kalau tidak dikasih untuk berperan kenapa dari dulu tidak mundur saja,
” Nah sikap untuk mengundurkan diri pernah di diskusikan beberapa kali dengan berbagai pihak apakah harus berhenti atau tidak, dengan berbagai pertimbangan dari berbagai pihak sikap untuk berhenti sebagai wakil bupati tidak dapat dilakukan,” ujarnya.
Muchlis menambahkan untuk merubah situasi psikis seperti itu, posisi kegalauan menjadi energi positif untuk bangkit, maka pilihan yang dilakukan adalah menjadikan posisi wakil bupati sebagai tangga untuk bisa menaiki level yang lebih tinggi lagi.
” Mudah- mudahan tangga yang dibuat ini menjadi tangga beton bukan tangga yang hanya menggunakan stenlis, atau sekedar tangga pakai kayu lata 5×5,” katanya.
Mantan komisioner KPU Provinsi Maluku Utara dua periode ini
sangat menyadari betul bahwa dalam politik elektoral itu soal pilih memilih, ruang ini adalah dominan emosional, ruang like n dislike selalu saja menyertai semua sepak terjang dalam bersikap.
” Karena itu, doa dan dukungan dari berbagai pihak sangat diminta untuk menyemangati ikhtiar ini. Sesungguhnya kekuasaan itu milik Allah, Dia berikan kepada siapa yang dikehendaki,” pungkasnya (man).
Discussion about this post