HALSEL,Mediasemut.com – Tim Geopark Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara sukses melaksanakan Geotourism
Kegiatan Geotourism yang merupakan rangkaian Pra Event Festival Marabose (FM) Halmahera Selatan (Halsel) sukses dilaksanakan oleh tim riset Geopark Bacan, Sabtu (5/08/2023).
Kegiatan yang melibatkan siswa-siswi SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 7 Halsel ini mengunjungi spot geosite Batuan Metamorf Papaloang, Talaga Nusa dan Talaga Manggayoang.
Para peserta mendapatkan materi geologi tentang keterjadian batuan metamorf bacan, keterjadian talaga Nusa dan Manggayoang serta awal mula terbentuknya pulau Bacan.
BACA JUGA : Wabup Bassam Buka Kegiatan Rembuk Stunting
Kegiatan ini diprakarsai oleh Staf Khusus Bupati bidang Investasi dan Pengelolaan SDA bersama tim riset geopark Bacan serta dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Unkhair.
Kapala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Saat melepas peserta di titik kumpul UMKM Milenial Labuha mengatakan, Pihaknya sangat berterima kasih kepada tim riset geopark dari IAGI dan Fakultas Teknik Unkhair yang bernisiatif melakukan kegiatan geotourism ini. Dengan kegiatan ini berharap dapat menjadi nilai awal dalam mengusung Geopark Bacan.
“Semoga dengan kegiatan ini dapat menambah pengetahuan peserta didik pada hari ini dan bekal di masa depan jika sudah di bangku pendidikan tinggi” Kata Ali Dano Hasan dalam sambutannya.
Ketua IAGI Malut Abdul Kadir D Arif dalam penyampaian materinya menjelaskan, batuan metamorf yang tersingkap di gunung Sibela merupakan jejak masa lalu pada saat tabarakan atau zona konvergensi antara benua Australia dan Filipina. Batuan tertua di Bacan terbentuk pada masa Mesozoik (Creceous – Jura) hal ini sebagaimana hasil riset terdahulu.
“Pada masa ini Bacan menyatu dengan Australia dan Filipina, yang disebut Sibela Continental” Urai Dedy Arif.
Almun Madi, Staf Khusus Bapati yang juga dosen pengampuh geologi di Fatek Unkhair saat mneyampaikan materi di spot geosite metamorf papaloang menguraikan,
Kata Almun, Batuan metamorf Bacan merupakan metamorf kontak dan memiliki keunikan dan keragaman, karena dapat ditemui beragam metamor dari Philyt, sekis, mika sekis dan gneis.
Arbi Haya, Kordinator Tim Riset Pada spot talaga Nusa dan Manggayoang menyampaikan, Bahwa telaga Nusa dan Manggayoang terbentuk akibat dari ledakan eksplosif gunung api purba yang kemudian membentuk kawa. Selain itu ada kemungkinan lainnya bisa terbentuk oleh akibat tektonik.
Para siswa sangat antusias mengikuti materi yang diampaikan oleh para pembicara dan pendamping IAGI, dan Fakultas Teknik Unkhair.
“Kami sangat antusias, dan banyak pertanyaan dari Kami yang terjawab dengan baik oleh para pembicara”. Kata Clara Dodinga, Siswa SMA 7 Halsel. (Tm)
**) Ikuti berita terbaru Mediasemut.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow
Discussion about this post