HALSEL,MS — Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) adalah salah satu bantuan sosial yang disalurkan oleh Pemerintah Pusat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan bertujuan untuk meringankan beban keluarga yang kurang mampu, selasa (11/06/2024).
Namun pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai Rp 300.000 per bulan, diterima selama tiga bulan dalam pelaksanannya berbeda seperti yang terjadi di Desa yaba, Kecamatan bacan barat Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara diduga masih banyak yang tidak tepat sasaran dan tumpang tindih serta tidak sesuai kriteria.
Berdasarkan informasi yang didapat Mediasemut.com, di lapangan dan keterangan beberapa Warga di desa yaba kejadian masalah pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, yang diduga sangat tidak tepat sasaran membuat masyarakat protes dan mengkritik Kepala Desa dan perangkatnya
Ada beberapa hal yang dinilai masyarakat bahwa kepala Desa yaba diduga mendistribusikan BLT tidak tepat sasaran, ialah Keluarga Penerima Manfaat yang terdaftar sebagai penerima bansos lain seperti PKH dan BPNT juga ikut menerima BLT. Bahkan terkesan hanya di lingkaran keluarga kades yang menerima BLT. Mirisnya lagi, terdapat beberapa KK dimana seluruh anggota keluarganya menerima BLT, padahal dalam keluarga tersebut ada yang penerima PKH.
Kondisi ini memantik berbagai pertanyaan serta keluhan masyarakat atas kebijakan yang dilakukan pejabat sementara (PJs) Kepala Desa yaba yakni Nurjanah lameko Karena pembagian BLT DD yang di lakukan pemerintahan Desa yaba diduga tebang pilih dan tidak tepat sasaran.
Carles dumeda (64), warga Desa yaba menyampaikan keresahan itu pada perangkat desa setempat. Pasalnya masyarakat yang benar-benar membutuhkan justru tidak terdata sebagai sasaran penerima BLT.
“Saya juga selaku penerima bantuan langsung tunai BLT tahun 2022 dan 2023 sampe 2024 saya suda tidak terima bantuan langsung tunai (BLT) nama saya di di hapus oleh kepala desa yaba kesal Carles
Pemerintah menggelontorkan BLT kepada masyarakat miskin, kata carles dumeda bertujuan untuk meringankan beban keluarga yang kurang mampu. Lantas kebijakan kepala Desa cenderung pilih kasih serta tidak tepat sasaran sesuai kriteria yang ada itu sangat menyakiti hati masyarakat.
“Waktu di rapat penetapan nama saya ada, karena anak saya ikut rapat. saya di rumah lalu ada tetangga yang datang katanya siap supaya kita pergi timbang lansia sekaligus terima BLT di Kantor Desa. Begitu saya sampai di kantor Desa anak saya beritahu saya, katanya papa jangan datang karena papa punya nama tidak ada lagi”, ujar carles dumeda salah satu lansia Desa yaba
Lanjut Carles, nama-nama penerima BLT yang dibagikan hampir sebagian besar penerima PKH dan BPNT. Sedangkan di Desa yaba banyak Kepala Keluarga yang tidak pernah terima bantuan apa-apa.
“Ada janda yang terima PKH tapi Anak-anaknya terima BLT juga, padahal mereka satu rumah, satu KK. Apakah bantuan ini terima perorangan atau per KK? Boleh juga tapi alihkan untuk KK lain yang belum pernah terima bantuan apa-apa”, lanjutnya.
“Kami tidak sakit hati soal ini… Tapi jangan mempermainkan masyarakat seperti ini. Bagaimana kepala desa cuma pilih kasih adalah keluarga dekatnya saja di berikan”, bebernya.
Di tempat terpisah salah satu tokoh adat desa yaba lamber bidoro saat dikonfirmasi wartawan di kediamannya mengatakan benar adanya warga yang ribut soal pembagian BLT
“Kepala Desa membuat satu aturan yaitu dia membagikan BLT untuk satu keluarga mulai dari orang tua sampai anak-anaknya. Jadi satu rumah itu semua anggota di dalam KK itu menerima BLT. Lalu ada lagi misalnya, istri terima PKH, suaminya terima BLT. Apakah itu memenuhi kriteria yang ada?”, tanya lamber bidoro
Lamber menilai, pendataan nama penerima BLT asal pasang tersebut, karena unsur balas jasa politik. “Coba kepala desa punya nurani pasti dia akan membagikan bantuan ini sesuai kriteria yang ada. Karena di Desa yaba ini masih banyak orang miskin, lansia, janda dan duda. Jangan pilih kasih karena persoalan ini kami menilai berkaitan dengan politik”, ujarnya
Pjs desa yaba saat di konfirmasi melalui via WhatsApp tidak di respon sehingga berita ini di tayangkan (Tb)
Discussion about this post