HALSEL,MS – Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam di dampingi Istri Ibu Rifa’at Al Sa’adah juga sebagai ketua GOW Halsel, membuka diskusi panel audit dan manajemen khusus Stunting tahap II Kabupaten Halmahera Selatan, di aula kantor Bupati, Sabtu (12/11).
Turut hadir deputi KBKR bkkbn RI Ibu dr. Eni Gustina, MPH, kepala BPKP Maluku Utara Edy Suharto, Perwakilan BKKBN Dra Renta Rego, Forkompimda, Sekda Halsel, SKPD dan PKK.
Dalam smbutanya Wakil Bupati Halsel, menyampaikan bahwa, peningkatan kualitas manusia Indonesia merupakan salah satu misi sebagaimana tertera pada rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020 – 2024 dengan salah satu indikator dan targetnya adalah prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita yaitu 14% pada tahun 2024. Indikator prevalensi stunting juga merupakan indikator tujuan pembangunan berkesinambungan (sustainable development goals (SDGS), khususnya pada tujuan kedua yaitu menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
Peraturan Presiden mengarahkan pendekatan pencegahan lahirnya balita stunting melalui pendampingan keluarga beresiko stunting, agar siklus terjadinya stunting dapat dicegah, perlu ada formulasi kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada, satu di antaranya adalah audit kasus baduta (bawah dua tahun) stunting. Audit kasus stunting bertujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan terjadinya kasus serupa. audit kasus stunting di lakukan melalui 4 kegiatan, yaitu; pembentukan tim audit, pelaksanaan audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga, diseminasi dan tindak lanjut.
kegiatan audit stunting menjadi upaya yang sangat strategis dalam penanggulangan stunting secara komprehensif sebagai bagian dari monitoring dan evaluasi. dibutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak untuk menyukseskan percepatan penurunan stunting di indonesia menjadi 14% pada akhir tahun 2024, angka prevalensi stunting di indonesia saat ini, masih cukup tinggi sedangkan waktu efektif yang tersisa hanya 2,5 tahun.
Menurut data ssgi tahun 2021, Halsel merupakan Kabupaten dengan angka stunting tertinggi ke-2 di Maluku Utara yaitu 33,7 % . tahun 2022 bulan januari – agustus jumlah balita yang telah diukur dan telah diinput ke e-ppgbm sebesar 17.087 balita (93 %) dari total sasaran balita 18.424, dan jumlah stunting yang ditemukan sebesar 1.287 (8 %). target penurunan stunting tahun 2022 di Kabupaten Halmahera Selatan adalah sebesar 26.55 %. untuk mencapai target di perlukan kerja keras dan saling bahu – membahu dari semua komponen dan elemen bangsa, pemerintah maupun swasta.
“secara sistem dan regulasi kami telah menetapkan peraturan dan menetapkan tim percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten, Kecamatan dan selanjutnya tingkat desa. saya tekankan kepada semua pihak yang tergabung dalam tim pencegahan stunting untuk dapat melakukan rencana aksi yang telah ditetapkan sesuai peran, tugas dan fungsi masing-masing dengan melakukan sinergitas dan kolaborasi, sehingga diharapkan terjadi penurunan angka stunting yang signifikan”,ucapnya.
Kata Wabup, sumber anggaran yang ada sesuai peraturan dan perundangan yang telah ditetapkan melalui perencanaan yang benar sesuai kebutuhan dan dilaksanakan dengan monitoring dan evaluasi yang baik agar memberikan manfaat sebesar besarnya bagi masyarakat. ingat, keberhasilan pembangunan diukur bukan dari seberapa besar anggaran yang kita keluarkan, namun seberapa besar manfaat kegiatan pembangunan yang kita lakukan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“keberhasilan kegiatan hari ini ditentukan seberapa kuat komitmen kita untuk membangun masyarakat dengan melepas ego sektoral dan menyadari bahwa anggaran yang kita miliki adalah untuk masyarakat Kabupaten Halmahera Selatan. Hal ini akan bisa terlihat nantinya dari indikator- indikator pembangunan yang ada, (Red).
Discussion about this post