LABUHA,Mediasemut.com – Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) perwakilan Maluku Utara, Gandeng Pemda Halmahera Selatan menggelar pertemuan lintas sektor, Kamis (16/3/2023)
Pertemuan yang dipusatkan di gedung aula Kantor Bupati, Jl Karet Putih Desa Kampung Makian, Kecamatan Bacan Selatan itu, dalam rangka pembahasan pencegahan dan pengendalian kasus HIV/AIDS, Tuber Klosis (TB) dan Malaria.
Dalam pertemuan tersebut, pihak Adinkes Maluku Utara melibatkan tenaga kesehatan dan para Kepala Desa se-Halmahera Selatan.
Bupati Halmahera Selatan H Usman Sidik yang membuka kegiatan tersebut dalam sambutannya mengingatkan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar memperhatikan dengan benar terkait dengan kasus HIV/AIDS, TB dan Malaria karena Halmahera Selatan saat ini sudah mencatat banyak kasus.
“Kepada OPD terkait agar memperhatikan Pekerja dari luar ke Halmahera Selatan agar dikawal dan diperiksa secara ketat, karena untuk pencegahan terutama yang kerjanya di kafe,” Tuturnya.
Ketua Adinkes perwakilan Maluku Utara, dr Muhammad Assagaf dalam sambutannya memaparkan banyak hal terkait situasi dan perkembangan kesehatan secara nasional, terutama pada tingginya kasus HIV/AIDS, TB dan Malaria.
BACA JUGA : “Berikan Sumbangan” Bupati Lantik Pengurus Mesjid Raudhatul Jannah
Ia juga menyebut, saat ini setiap provinsi dan kabupaten/kota, membutuhkan sistem pelayanan kesehatan yang mandiri. Maka dari itu, dukungan dari pemerintah daerah sangat penting untuk mengendalikan kasus-kasus kesehatan nasional.
“Dengan adanya sistem pelayanan informasi teknologi, saya kira ini menjadi tantangan kepala daerah maupun OPD-OPD di Halmahera Selatan,“Ujarnya.
“Karena kondisi ini sebagai upaya kita untuk mempercepat penurunan angka kasus pada AIDS, TB maupun Malaria, “Sambungnya.
Tingginya kasus kesehatan tersebut, menurut Muhammad Assagaf, sangat menjadi perhatian secara internasional. Dan di Indonesia, terdapat 2,5 juta warga sudah terinveksi HIV/AIDS.
“Ini mejadi pekerjaan rumah yang harus kita tuntaskan, sehingga kita menurunkan sampai di tahun 2030 mendatang. Saya kira ini akan jadi tanggungjawab seluruh pemerintah daerah,”Terangnya.
Sementara di kasus Tuber Klosis, lanjut dia, indonesia diangka 300 juta orang dengan jumlah yang berisiko akibat daerah enedemis.
“Untuk Malaria, di Halmahera Selatan sudah ada tempat layanannya. Dan ini kita patut apresiasi, “Ucapnya.
Muhammad Assagaf juga menambahkan, kasus HIV/AIDS di Halmahera Selatan saat ini sudah tercatat kurang lebih sebanyak 88 kasus, yang sementara sudah tertangani.
“Tetapi tdak lepas dai pintu masuk, tidak terlepas dari kebijakan kepala daerah agar supaya penguatan setiap sektor. Sehingga kita dapat menurunkan angka kasus yang setiap saat bisa terjadi,”Pungkasnya. (tm/red)
Reporter : Ms
Discussion about this post