JAILOLO,Mediasemut.com – Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara Gelar Pelatihan Revitalisasi Bahasa Daerah Sahu di Halmahera Barat, Selasa (14/03). Kegiatan ini di pusatkan di Hotel Karunia, Desa Jalan baru kecamatan Jailolo yang di buka Wakil Bupati Djufri Muhamad.
Ketua Panitia Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara, Anjasmoro Wibowo menjelaskan, kegiatan ini belangsung selama 4 hari, dengan tujuan sebagai upaya persiapan pemberian materi kepada siswa-siswi yang ada di sekolah maupun di sanggar-sanggar yang ada di Kabupaten Halbar. “Tujuan kami melaksanakan kegiatan ini, agar guru memiliki acuan pembelajaran di kelas,” katanya.
Anjas juga menyebutkan untuk peserta yang di undang yakni perwakilan Kesultanan Jailolo, ketua-ketua sanggar yang ada di Halbar, Serta guru-guru sekolah SD yang ada di kecamatan sahu dan sahu timur.
“Untuk halbar perdana ini kami gunakan bahasa sahu sebagai contoh revitalisasi bahasa daerah di Halbar tahun ini, namun sebelumnya telah kami lakukan di 4 kabupaten/kota, yakni Ternate (Bahasa ternate), Halut (Bahasa Tobelo), Halsel (Makian Timur), dan Kepulauan Sula (Bahasa Sula),” tuturnya.
BACA JUGA : Pemda Halbar Gelar Kersiapan Pengobatan Gratis
Dirinya mengaku Kegiatan ini di mulai pembelajarannya dari sekolah dan komunitas, karena pendidikan formal lebih mudah mengimbaskan pada generasi juga cerminan bagi kecamatan lain dengan bahasa daerah yang lain.
Sementara, Wakil Bupati Halmahera Barat, Djufri Muhamad mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan balai bahasa perlu diketahui ada 6 bahasa lokal/daerah yang ada di Halmahera Barat dan salah satu dipilih revitalisasi bahasa lokal kecamatan Sahu.
“Oleh karena itu agenda ini hanya di libatkan Tenaga Pengajar atau Guru SD maupun SMP untuk menggunakan bahasa sahu. Nah ini nanti kelak ditingkatkan dalam kurikulum demi dijadikan bahasa lokal Halmahera Bbarat, “paparnya.
Terpisah, Kabid Kebudayaan Halmahera Barat, Fince Famsidete, menuturkan, bahasa sahu saat ini, dalam perjalanan suda mulai punah, akibat siswa tingkat SD, SMP dan SMA cuek berbahasa. “Untuk itu, pentingnya dihadirkan para guru, yang akan mendidik murid-murid,” katanya.
Kata dia, dalam kegiatan 3 hari ini, guru di bekali penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Silabus sebagai pelajaran di sekolah. “Supaya ditindaklanjut satu hari berbudaya, dan satu hari berbahasa,” tandasnya. (rn)
Reporter : Riko
Editor : Fm
Discussion about this post